Kediri (Antaranews Jatim) - Kegiatan sosialisasi program pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkoba (P4GN) akan dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional Kota Kediri, Jawa Timur, hingga ke sekolah dasar. 

"Untuk yang SMP dan SMA sudah (sosialisasi P4GN), ini kami mengajak kepala sekolah dasar untuk kurikulum itu. BNN melakukan pencegahan penyalahgunaan narkoba sejak dini," kata Kepala BNN Kota Kediri AKBP Bunawar di Kediri, Selasa.

Ia mengatakan, sosialisasi ini penting dilakukan terutama sejak dini. Mereka diberi informasi terkait dengan bahaya penyalahgunaan narkoba termasuk cara mencegahnya. Informasi materi itu diselipkan ke beberapa mata pelajaran, sehingga anak-anak bisa menerima.

Ia menegaskan di Kota Kediri tidak ada laporan anak sekolah dasar yang terlibat penyalahgunaan narkoba. Namun, antisipasi itu penting dilakukan agar anak-anak bisa lebih memahami bahaya obat-obatan tersebut.

Terlebih lagi, daya rusak obat-obatan terlarang itu lebih serius ketimbang korupsi serta terorisme, sebab merusak otak dan tidak ada jaminan yang bersangkutan untuk sembuh.

Bahkan, dari laporan yang diterima, Indonesia menjadi pasar potensial untuk penjualan barang terlarang itu. Dari jumlah penduduk Indonesia sekitar 240 juta jiwa, kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia hingga sekitar 5 juta orang.

Dalam setiap harinya, diperkirakan ada sekitar 40-50 orang meninggal dunia akibat penyalahgunaan narkoba tersebut. Akibat penyalahgunaan itu, total kerugian diperkirakan hingga Rp63,1 triliun.

Ia menambahkan, hingga kini seluruh lapisan masyarakat juga telah terkontaminasi narkoba baik dari pejabat, aparat TNI/Polri, BNN, jaksa, hakim, hingga masyarakat umum. Bahkan, hingga kini telah diidentifikasi ada 68 jenis narkoba baru yang dimungkinkan jumlahnya juga terus akan meningkat.

Ia menceritakan, jaringan narkoba yang beroperasi di Indonesia diketahui berskala internasional, yaitu dari Afrika Barat, Iran, Tiongkok, Pakistan, Malaysia, hingga Eropa. Jalur masuk narkoba ke Indonesia terutama melalui jalur laut dan pelabuhan yang tidak resmi.

Bahkan, para narapidana kasus narkoba ternyata juga masih mengendalikan peredaran narkoba dari dalam penjara. Terungkap ada 60 jaringan narkoba yang dikendalikan narapidana di 22 lembaga pemasyarakatan (Lapas).

Untuk itu, BNN juga giat melakukan beragam sosialisasi demi melakukan pencegahan penyalahgunana narkoba terutama pada para pelajar. Mereka adalah pemuda yang merupakan generasi penerus bangsa, sehingga wajib untuk selalu didampingi agar terjauh dari pengaruh narkoba.

Sementara itu, Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Kota Kediri Kompol Dyah Nawang Wulan Indrawati menambahkan, dari laporan yang masuk di BNN, usia yang menjadi sasaran peredaran narkoba mulai 10-59 tahun. Usia itu adalah anak-anak hingga baya.

"BNN melakukan tindakan untuk pencegahan dan lebih ke kualitas jaringan. Dan, baru pada 2017 kami melakukan penegakan hukum," kata dia.

Selama 2012 hingga 2017, BNN Kota Kediri telah melakukan pendampingan pada sekitar 700 klien dari Kediri dan sekitarnya. Mereka terus didampingi agar terjauh dari pengaruh narkoba. Selain itu, selama 2017, BBN Kediri telah mengungkap dua kasus peredaran narkoba dengan tujuh tersangka. Kasusnya sudah ditangani di pengadilan negeri.  (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018