Bojonegoro (Antara Jatim) - Tim Anggaran DPRD Bojonegoro, Jawa Timur, mengalokasikan Rp30 miliar untuk pembangunan gedung Pusat Kebudayaan dan Industri Kreatif di dalam Kebijakan Umum Anggaran Plafon Penggunaan Anggaran Sementara (KUA PPAS) APBD 2018.

Anggota Tim Badan Anggaran DPRD Bojonegoro Sigit Kusharijanto, di Bojonegoro, Senin, menjelaskan pengalokasian anggaran Rp30 miliar itu untuk pembangunan gedung Pusat Kebudayaan dan Industri Kreatif.

"Alokasi anggaran itu untuk pembangunan gedung, sebab saat ini tanah lokasi gedung sudah ada dalam proses pengurukan," kata dia menjelaskan.

Yang jelas, menurut dia, DPRD mendukung pengalokasian anggaran untuk pembangunan gedung Pusat Kebudayaan dan Industri Kreatif, karena merupakan kebutuhan.

"Kami harapkan pembangunan gedung dengan alokasi anggaran Rp30 miliar sudah bisa berjalan pada 2018," kata dia yang juga Ketua Komisi B DPRD itu.

Apalagi, lanjut dia, Tim Inovatif dan Kreatif melalui Kolaborasi Nusantara (IKKON) daerahnya sudah mengembangkan tujuh industri ekonomi kreatif seperti gerabah asal Desa Rendeng, Kecamatan Malo, kerajinan onyx Desa Jari, Kecamatan Gondang dan kerajinan kayu jati.

Selain itu, kata dia, pemkab bekerja sama dengan Universitas Pembangunan Nasioval "Veteran" (UPNV) Yogyakarta juga merintis sejumlah lokasi di daerahnya masuk cagar alam geologi dan "petroleum geopark".

"Lokasi pusat gedung Kebudayaan dan Industri Kreatif bisa menjadi tempat pembelajaran bagi generasi muda yang ingin mengenal Bojonegoro juga daerah lainnya di Tanah Air," kata Bupati Bojonegoro Suyoto.

Terkait pembangunan gedung Pusat Kebudayaan dan Industri Kreatif, ia mengakui banyak menjadi pertanyaan berbagai kalangan karena belum terealisasi. Faktor utamanya karena adanya penurunan perolehan dana bagi hasil (DBH) migas daerahnya.

"Tetapi pemkab tetap  akan merealisasikan pembangunan gedung Pusat Kebudayaan dan Industri Kreatif," kata dia menegaskan.

Gedung Pusat Kebudayaan dan Industri Kreatif akan berdiri di atas lahan seluas 13 hektare di Desa Ledokkulon, Kecamatan Kota.

Sesuai rencana ada empat bangunan utama yaitu ruangan A di antaranya, berupa ruangan geologi, nirleka, arkeologi, lumbung pangan dan energi, sampai ruangan edukasi proses pembelajaran guru.
    
Lainnya, ruangan B berupa ruangan perpustakaan, laboratorium, penyimpanan, auditorium, juga ruangan lainnya, selain juga ada ruangan C, dan D, yang untuk lokasi kuliner, juga prasarana dan sarana umum lainnya. (*)


Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017