Madiun (Antara Jatim) - Batik khas Kota Madiun, Jawa Timur dengan motif pecelan dan kereta api telah mampu menembus pasar luar negeri yakni hingga ke negara Bangladesh.

"Melalui kerja sama dengan PT Industri Kereta Api (PT INKA), batik khas Madiun yang diproduksi rumah batik Murni telah dikenal dan diPasarkan ke negara Bangladesh," ujar pemilik rumah Batik Murni Madiun, Sri Murniati, di Jalan Halmahera, Kelurahan Oro-Oro Ombo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, Selasa.

Menurut Sri Murniati, sejak beberapa tahun terakhir, rumah batiknya menjadi salah satu industri kecil menengah (IKM) mitra binaan PT INKA. Melalui kerja sama tersebut, pihaknya banyak menerima pesanan batik dari PT INKA untuk dibawa dan dikenalkan kepada sejumlah warga negara Bangladesh.

Hal tersebut tentu sangat menggembirakan. Sebab, dengan demikian, pemasaran batik Madiun telah tembus hingga luar negeri. 

"Selain negara Bangladesh, batik Madiun sudah banyak dipasarkan di wilayah Madiun dan sekitarnya serta sejumlah kota di tanah air," kata dia.

Sri Murniati menjelaskan, terdapat sejumlah motif batik yang dikembangkan di rumah batiknya. Di antaranya motif pecelan, seger arum, madumongso, keris tundung Madiun, dan kereta api. 

Motif-motif tersebut merupakan cerminan dari hal-hal yang merupakan ikon atau ciri khas dari Kota Madiun. Seperti motif pecelan yang merupakan cerminan nasi pecel makanan khas Madiun.

Kemudian motif seger arum merupakan cerminan dari jeruk nambangan yang dulu pernah menjadi produk asli Madiun namun kini telah hilang karena tidak ada lagi yang menanam buah tersebut.

Motif madumongso yang merupakan jajanan khas Madiun, keris tundung Madiun merupakan senjata Retno Dumilah yang merupakan tokoh pendiri Kadipaten Madiun pada masa Kerajaan Mataram, serta motif kereta api karena di Kota Madiun terdapat PT Industri Kereta Api (PT INKA) yang memproduksi kereta api hingga diekspor ke luar negeri. 

"Batik itu pasti mengandung filosofi daerah masing-masing. Apa yang menjadi ciri khas daerah, itu yang diangkat. Saya mengangkat makanan khas Madiun nasi pecel untuk menjadi motif batik pecelan dan yang terbaru ini dikembangkan motif kereta api," tutur Sri Murniati. 

Ia berharap pemasaran batiknya terus meluas baik di dalam maupun luar negeri. Selama ini, untuk mengembangkan pemasarannya, batik Madiun aktif diikutkan pada sejumlah pameran, baik tingkat regional dan nasional yang diselenggarakan pemerintah maupun swasta. 

Selain itu, rumah batiknya juga aktif menjadi tempat belajar membatik oleh sejumlah siswa sekolah maupun kelompok ibu-ibu PKK yang melakukan kunjungan. 

"Minimal seminggu sekali selalu ada kunjungan dari siswa maupun kelompok ibu-ibu PKK untuk belajar membatik. Selain itu, ada juga tamu dari Pemkot Madiun ataupun wisatawan yang datang ke galeri untuk mengenal dan membawa batik Madiun sebagai oleh-oleh," tambahnya.

Pihaknya menilai sejumlah kegiatan tersebut ikut membuka peluang pemasaran usaha batiknya. Adapun, data Pemerintah Kota Madiun mencatat, saat ini terdapat tujuh unit IKM yang menggeluti usaha batik. Usaha tersebut telah berhasil memasarkan batiknya dengan omzet mencapai puluhan juta rupiah. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017