Kediri (Antara Jatim) - Bagi Muhammad Kalend Osen, mengajarkan bahasa Inggris pada orang lain adalah kebahagiaan tersendiri. Apalagi, yang diajari tersebut telah berhasil, bahkan ikut sukses, baik lulus dalam sekolahnya ataupun mampu mendirikan lembaga bimbingan belajar bahasa Inggris.

Pria yang akrab disapa Mr Kalend ini selalu mengajarkan untuk tidak gampang menyerah. Kendati ada kendala, harus tetap semangat menekuni ilmu pendidikan. Selain untuk dirinya sendiri, ke depan juga bisa bermanfaat bagi orang lain.

Pendiri BEC (Basic English Course), yang merupakan lembaga kursus pertama dan tertua di Kampung Inggris Pare - Kabupaten Kediri itu juga mempunyai prinsip tidak ingin mengecewakan orang yang belajar padanya.

"Saya pikir siapapun yang berniat, yang datang ke situ (lembaga kursus) tidak kecewa. Masa datang kecewa kan kasihan," katanya.

Mr Kalend menceritakan tentang pengalamannya belajar bahasa Inggris. Ia awalnya menimba ilmu di Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo. Saat itu, usianya sudah 22 tahun, padahal rekan sesamanya masih berusia belasan tahun. 

Ia termotivasi dari rekan-rekannya. Kendati usinya jauh lebih muda ketimbang dirinya, ternyata sikap mereka menunjukkan kedewasaan. Ia juga termotivasi kata-kata dari gurunya, bahwa untuk menimba ilmu tidak perlu sampai lama, hanya cukup beberapa tahun. 

"Ustaz bilang ke Gontor tidak usah tamat, dua tahun sudah beda," katanya. 

Berbekal dari kebutuhan, karena ia adalah tulang punggung keluarga setelah ayahanda meninggal dunia, akhirnya ia keluar dari pondok dan mendirikan tempat kurus bahasa Inggris di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Awalnya, ada sekitar 40 mahasiswa yang meminta diajari bahasa Inggris, dan setelah ujian di kampus, ternyata nilai sangat bagus.

Berbekal dari percaya diri, akhirnya ia memantabkan diri untuk mendirikan kursus bahasa Inggris. Semakin lama, tempat kursus yang didirikannya juga semakin berkembang. Bahkan, saat ini di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, ada sekitar 150 tempat kursus.

Di BEC, setiap kali satu angkatan menerima sekitar 400 siswa baru. Pelajaran yang diberikan juga sesuai dengan program, yang dituntaskan dalam beberapa bulan. Program yang digunakan lebih banyak komunikasi dan sering mengadakan pertemuan. 

Karena saking banyaknya kursus bahasa Inggris di tempat tersebut, saat ini nama daerah itu terkenal dengan sebutan "Kampung Inggris". Pelajarnya juga dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan, beberapa di antaranya juga ada dari luar negeri. Saat ini, "Kampung Inggris" di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, mulai bergeser nama menjadi "Kampung Bahasa" mengingat bukan hanya tempat kursus bahasa Inggris, tapi ada beberapa bahasa lainnya.

Kendati sebagai pencetus, Mr Kalend mengaku dirinya berpikir biasa saja. Ia justru bangga pada anak didiknya yang juga mendirikan kursus bahasa inggris di Kecamatan Pare. Mereka tetap dianggap sebagai murid, bukan sebagai kompetitor.

Ia juga senang, sebab saat ini perkembangan di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri sudah jauh lebih maju. Banyak bangunan berdiri dan perekonomian warga juga bergerak. Selain menyewakan tempat tinggal, ada yang mempunyai usaha makan, minum, cuci baju, dan berbagai usaha lainnya.

"Sekarang banyak bangunan dan untuk kurikulum jalan sendiri-sendiri. Selama ini juga tidak bergesekan dan itu yang menjadi harapan saya," kata dia. 

Ia tetap mengingatkan untuk belajar dengan sungguh-sungguh agar cita-cita yang diimpikan bisa terwujud. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017