Bojonegoro, (Antara Jatim) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro, Jawa Timur masih menunggu hasil verifikasi sejumlah benda purbakala dan benda cagar budaya dari tim peneliti untuk memberikan imbalan jasa kepada penemunya.

"Benda purbakala dan cagar budaya yang diverifikasi jumlahnya cukup banyak. Setelah ada hasil verifikasi mengenai keaslian dan usianya baru bisa ditentukan imbalan jasanya," kata Arkeolog Disbudpar Bojonegoro Nunung Dianawati, di Bojonegoro, Selasa.

Ia menjelaskan Tim Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, Sragen Jawa Tengah telah melakukan verifikasi sejumlah benda purbakala yang tersimpan di kediaman Slamet di Desa Mulyoagung, Kecamatan Kota, sehari lalu.

Benda itu, kata dia, salah satunya merupakan fosil kepala binatang purba yang memiliki standar nasional. Selain itu, tim juga melakukan verifikasi sejumlah benda purbakala yang tersimpan di Kantor UPT Museum Disbudpar di Gedung Serbaguna.

Di kantor setempat terdapat 30 benda purbakala, juga cagar budaya, antara lain, fosil, keramik, juga benda lainnya.

Selain itu, dalam waktu bersamaan disbudpar Tim Balai P Cagar Budaya Trowulan, Mojokerto, juga melakukan verifikasi benda cagar budaya di sejumlah lokasi, antara lain wayang kulit di Kecamatan Balen.

"Kami meminta hasil verifikasi sudah selesai dalam sepekan," ucapnya.

Dengan dasar hasil verifikasi itu, lanjut dia, disbudpar akan memberikan imbalan jasa kepada penemu benda purbakala dan cagar budaya sesuai harga yang berlaku di pasaran.

Ia mencontohkan kepala fosil binatang purba yang kondisinya masih sempurna untuk imbalan jasanya bisa mencapai Rp10 juta.

Bahkan, lanjut dia, fosil tulang paus purba yang ditemukan di Kecamatan Temayang, sudah ditawar kolektor dengan diganti sebuah mobil Kijang Inova baru.

"Alokasi anggaran untuk memberikan imbalan jasa yang tersedia Rp75 juta," ujarnya.

Kepala Disbudpar Bojonegoro Amir Syahid, sebelumnya menyatakan usaha mengumpulkan berbagai fosil purbakala dan benda cagar budaya dengan memberikan imbalan jasa merupakan usaha menyelamatkan benda yang memiliki nilai sejarah tinggi.

"Tujuan kami hanya menyelamatkan kekayaan daerah yang tidak ternilai harganya," ucapnya.(*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017