Bagi Suhono Harso Supangkat, kota pintar merupakan salah satu solusi dari semakin canggihnya teknologi saat ini. Pertukaran informasi saat ini sangat cepat yang didukung dengan teknologi yang semakin maju.
Bahkan, beragam informasi kini bisa diketahui hanya lewat genggaman tangan, lewat telepon pintar. Hal ini juga semakin mendukung akses informasi yang sewaktu-waktu dilakukan.
Suhono menyebut, peran teknologi informasi teknologi dalam kemajuan suatu daerah sangat krusial. Bagaimana tidak, jika teknologi informasi tidak berkembang atau stagnan, tentunya pembangunan menjadi terkendala, bahkan tidak bisa bersaing dengan negara lainnya.
Penggagas Kota Pintar itu menyebut, pemerintah daerah harus berbenah, menjadi bagian dari kota pintar. Kepala daerah diharuskan bisa lebih cepat memahami beragam masalah yang terjadi di derahnya, dari berbagai macam sektor.
Suhono mengatakan, konsep dari kota pintar menyajikan informasi tentang keadaan suatu daerah secara lebih komprehensif. Informasi tersebut bisa diakses melalui sebuah ruang kontrol, dengan harapan dapat didapatkan informasi secara langsung maupun informasi secara cepat.
Pada sejumlah kota di Indonesia, Suhono menyebut sudah mulai membenahi sistem mereka, menuju kota pintar. Namun, ia juga mempunyai angan-angan sistem itu bukan hanya di wilayah perkotaan, tapi juga di desa.
"Di desa pun masalah berkaitan dengan ekonomi, bagaimana meningkatkan KUR, keuangan perdesaan. Dan, kami dengan BI (Bank Indonesia) memikirkan untuk membuat satu sistem pembayaran di desa, tapi kan belum 'Smartphone', basisnya pesan singkat SMS," jelasnya saat hadir dalam acara dialog ekonomi di kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri, belum lama ini.
Ia mengatakan, jika di kota orang sudah banyak memanfaatkan telepon pintar. Ia berharap, di desa pun, masyarakat bisa lebih terbantu dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi.
Namun, hal itu bukan tanpa halangan. Salah satu tantangan itu menurut dia, adalah sistem harus terintegrasi antara satu dengan lainnya. Jika memanfaatkan kartu, satu kartu bisa digunakan untuk semua.
"Ini tantangan tersendiri, mengintegrasikan sistem, misalnya pembayaran, kesehatan, ini jadi bagian dari kota cerdas. Kalau membangun masing-masing sektor bisa, tapi begitu mengintegrasikan belum terlaksana," katanya.
Ia berharap, konsep ini bisa terealisasi, sebab pada dasarnya agar warga bisa lebih nyaman. Pihaknya pun optimistis, konsep ini didukung pemerintah dengan baik, bahkan hingga tingkat desa. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017