Pamekasan (Antara Jatim) - Tim Serapan Gabah (Sergab) Kodim di Pulau Madura, Jawa Timur saat ini telah menyerap gabah sebanyak 639.10 ton, kata Kepala Bulog Sub Divre XII Madura David Susanto.

"Serapan gabah oleh Tim Sergab Kodim di empat kabupaten di Madura ini, sesuai dengan data gabah yang telah masuk ke Gudang Bulog Madura hingga saat ini," katanya di Pamekasan, Selasa.

Tim Sergab Kodim yang terbanyak melakukan serapan gabah petani ialah Bangkalan, lalu Pamekasan, Sampang dan yang paling sedikit Kodim Sumenep.

Kodim Bangkalan saat ini telah menyerap gabah petani sebanyak 234 ton, Pamekasan sebanyak 180.95 ton, Kodim Sampang sebanyak 137.30 ton dan Kodim Sumenep sebanyak 86.85 ton.

Kabulog menjelaskan, serapan gabah petani oleh pihak Bulog sengaja melibatkan TNI dari masing-masing Kodim di empat kabupaten di Pulau Madura, karena institusi itu telah ditunjuk negara untuk menjadi tim pendamping dalam mensukseskan program swasembada pangan.

"Dari hasil ini tentunya masih jauh dari target Serapan Gabah Petani. Sebab khusus Madura ini, target serapan gabah adalah 15.000 ton," kata David.

Sementara itu, untuk mencapai targer serapan gabah, kini jajaran Kodim di Madura mulai melakukan upaya proaktif dengan mendatangi rumah-rumah warga secara langsung.

Di Pamekasan Dandim 0826 Pamekasan Letkol Inf Nuryanto bahkan menginstruksikan kepada jajaran Danramil agar membentuk posko serapan gabah.

"Salah satu koramil yang telah membentuk posko serapan gabah ialah Koramil Larangan dan akan diikuti oleh 12 koramil lainnya yang ada di Pamekasan ini," kata Kasi Intel Kodim 0826 Pamekasan Kapten Darminto, Selasa malam.

Darminto menjelaskan, jika semua koramil yang tersebar di empat kabupaten di Pulau Madura melakukan upaya proaktif, pihaknya yakin, target serapan gabah di Madura akan maksimal.

"Meski tidak sampai mencapai 15.000 minimal bisa mendekati, karena terus terang yang menjadi kendala, karena masyarakat Madura tidak biasa menjual gabah mereka. Gabah hasil panen banyak disimpan untuk persediaan pangan selama satu tahun. Jadi disini beda dengan di Jawa," katanya, menjelaskan. (*)

Pewarta: Abd. Azis

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017