Surabaya (Antara Jatim) - Legislator DPR RI Bambang Haryo Soekartono menyoroti pengoperasian kapal feri jarak jauh rute Surabaya-Lembar (Lombok) karena dinilai berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat.

"Kapal feri jarak jauh dikhawatirkan mematikan perekonomian ekonomi rakyat terutama di sekitar pelabuhan yang digunakan akses penyeberangan," ujarnya ketika dikonfirmasi wartawan di Surabaya, Senin.

Perseroan Terbatas ASDP Indonesia Ferry (Persero) akan megoperasikan kapal feri jarak jauh rute tersebut mulai 1 Desember 2016 untuk memberikan alternatif moda pelayaran barang yang selama ini didistribusikan melalui jalur darat.

Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jatim I (Surabaya-Sidoarjo) tersebut menilai pengoperasian kapal feri jarak jauh Lembar-Surabaya berpotensi merugikan negara karena bakal menyedot subsidi sangat besar.

Legislator asal Fraksi Partai Gerindra tersebut juga membantah arus truk dari Lombok ke Jawa yang melalui Bali menjadi penyebab kerusakan jalan dan mengganggu pariwisata.

Menurut dia, arus truk Padang Bai (Bali)-Lembar saat ini sebanyak 130-an unit per hari, sedangkan arus truk Ketapang (Jawa Timur)-Gilimanuk (Bali) mencapai 3.500 unit per hari.

"Artinya, truk dari Lombok ke Jawa yang melalui Bali sangat sedikit dibandingkan jumlah truk yang beroperasi di wilayah Bali sendiri yang diperkirakan lebih dari 10.000 unit," katanya.

Anggota Komisi VI DPR RI tersebut berpendapat, tidak beralasan jika dikatakan truk dari luar Bali yang merusak jalan dan membuat macet, bahkan justru pariwisata di Bali tumbuh karena dilalui angkutan barang, di antaranya untuk kebutuhan Bali juga.

Sementara itu, dalam seuah kesempatan diskusi bertajuk "Memangkas Biaya Logistik dan Mendukung Pariwisata dengan Feri Jarak Jauh" di Jakarta, Selasa (22/11), Pelaksana Tugas Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry Faik Fahmi mengatakan pengoperasian dengan kapal feri roro memiliki kelebihan.

Kelebihannya, kata dia, yaitu lebih efisien dibandingkan dengan kapal kontainer dalam hal biaya sandar dan di pelabuhan dan tidak memerlukan biaya bongkar muat barang.

Faik menambahkan untuk pengangkutan jarak jauh, feri yang dioperasikan minimal di atas 5.000 GT (Gross Tonnage) dengan kecepatan 15 knot dan bisa menampung 1.000 penumpang serta 100 kendaraan.

Saat ini, ASDP memiliki 139 kapal, di antaranya lima berkapasitas 5.000 GT, 73 unit kapal komersial dan 66 unit kapal perintis.

"80 persen kapal kita di ats 1.000 GT itu bisa muat 12 truk," katanya.

Sementara itu, untuk pelayaran Surabaya-Lembar akan digunakan KMP Legundi yang bisa memuat 130 truk, sedangkan jarak Surabaya-Lembar adalah 311 mil yang ditempuh selama 21 jam dengan kecepatan 15 knot.

"Waktu tempuhnya jauh lebih singkat dibanding dengan jalur darat, di mana memakan waktu 48 jam. Apabila sudah dioperasikan, pelayaran feri jarak jauh rute Surabaya-Lembar akan dilakukan selama tiga kali seminggu," katanya. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016