Ngawi (Antara Jatim) - Bupati Ngawi Budi Sulistyono mengajak pegawai negeri sipil (PNS) di wilayah pemerintah kabupaten setempat untuk beralih menggunakan elpiji nonsubsidi "Bright Gas" dengan kemasan tabung 5,5 kilogram guna membantu negara untuk mengurangi pengeluaran subsidi bahan bakar.

"Ajakan dan imbauan itu saya lakukan karena PNS bukan tergolong warga miskin yang berhak menerima subsidi. Jadi, ayo, mulai sekarang para PNS Ngawi beralih menggunakan Bright Gas," ujar Budi Sulistyono di Ngawi, Senin.

Dalam acara Sosialisasi Penggunaan Elpiji Nonsubsidi Untuk PNS dan Peluncuran Bright Gas 5,5 Kilogram di Pedopo Wedya Graha, Ngawi, Bupati mengatakan PNS bukanlah target pengguna elpiji subsidi ukuran tabung 3 kilogram. Adapun, sesuai aturan, masyarakat yang termasuk dalam target pengguna elpiji 3 kilogram adalah, warga miskin dengan pengeluaran per bulan di bawah Rp1,5 juta, penduduk musiman seperti buruh pabrik dan anak indekos, penerima konversi minyak tanah dari pemerintah, dan UMK dengan pendapatan di bawah Rp30 juta per bulan.

"Sebagai abdi negara yang baik, tentunya kita harus berpartisipasi aktif dalam pembangunan negara. Termasuk berpartisipasi dalam menekan subsidi yang dikeluarkan negara, terutama subsidi elpiji ukuran 3 kilogram," kata Bupati yang akrab disapa Kanang, tersebut.

Ia menambahkan memang tidak ada larangan terkait masih adanya PNS yang menggunakan elpiji subsidi ukuran tabung 3 kilogram, hanya saja ditutut kesadaran dari pihak masing-masing individu.

"Dalam hal ini saya hanya meminta kejujuran dan kesadaran dari PNS saya. Kalau kita merasa mampu dan bukan masuk kategori target pengguna elpiji 3 kilogram, ya hendaknya beralih ke Bright Gas kemasan 5,5 kilogram," kata dia.

Guna kelancaran di lapangan, ia meminta Pertamina menyediakan stok Bright Gas yang cukup di SPBE, agen, pangkalan, hingga sejumlah SPBU yang ada di daerah Ngawi. 

Sementara, Manajer Domestik Gas Region V PT Pertamina (Persero), M. Harjono, mengatakan, untuk tahap awal, pihaknya akan meluncurkan sebanyak 2.000 tabung di wilayah Ngawi dan sekitarnya.

"Diharapkan pekan depan sudah bisa ditambah, hingga suplai mencapai 5.000 tabung. Sasaran kami tidak hanya para PNS, namun juga warga lainnya yang dianggap mampu," kata Harjono.

Ia menjelaskan, Pemkab Ngawi merupakan pemerintah daerah yang pertama kali di Jawa Timur dan yang keempat kali di tingkat nasional yang telah mengajak para PNS-nya untuk beralih ke penggunaan elpiji nonsubsidi. 

"Di Jatim, Ngawi yang pertama kali kepala daerahnya mengajak PNS untuk beralih ke elpiji nonsubsidi. Sedangkan secara nasional, Pemkab Ngawi merupakan yang ketiga setelah Semarang dan Bogor. Setelah Ngawi, ada Binjei yang kepala daerahnya melakukan hal yang sama," tambahnya.

Harjono mengklaim Bright Gas lebh aman dan irit jika dibandingkan dengan elpiji subsidi 3 kilogram. Hal itu karena Bright Gas 5,5 kilogram menggunakan teknologi katup ganda yang mencegah kebocoran. Selain itu ada segel hologram yang paten dan tidak bisa dipalsukan ataupun dioplos.

Untuk harga awal tabung dengan isi elpiji 5,5 kilogram mencapai Rp321.500 dan "refill" atau pengisian ulang mencapai Rp61.500 per tabung.

"Pertamina juga sedang menggelar promosi berupa penukaran tabung elpiji 3 kilogram dengan tabung Bright Gas 5,5 kilogram dengan mekanisme, dua tabung elpiji 3 kiloram bisa ditukarkan dengan satu tabung Bright Gas 5,5 kilogrm dengan tambahan pembayaran ke agen sebesar Rp99.500. Ataupun, satu tabung elpiji 3 kiloram bisa ditukarkan dengan satu tabung Bright Gas 5,5 kilogrm dengan tambahan pembayaran ke agen sebesar Rp208.500," katanya. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016