Mojokerto (Antara Jatim) - PT Sunrise Steel selaku pelaku industri Baja Lapis Aluminium Seng (BjLAS) menargetkan berproduksi 400 ribu ton per tahun seiring dengan dimulainya konstruksi penambahan lini produksi kedua.

"Target setelah berproduksinya lini produksi kedua nanti sebanyak 400 ribu ton per tahun," ujar Presiden Direktur PT Sunrise Steel Henry Setiawan di sela "Ground Breaking Continuous Galvalum Line" produksi kedua di area pabrik PT Sunrise Steel di Kabupaten Mojokerto, Kamis.

Saat ini, kata dia, pihaknya masih memproduksi 120 ribu ton per tahun sehingga ditargetkan dimulainya produksi lini kedua pada semester awal 2018 sudah mampu meningkatkan pencapaian produksinya.

Menurut dia, langkah penambahan ini sebagai wujud komitmen mendukung produksi industri baja dalam negeri sekaligus meminimalisasi baja impor masuk ke Indonesia.

Tidak itu saja, lanjut dia, produknya berupa zinium juga telah mengantongi Standar Nasional Indonesia (SNI) sehingga dipastikan kualitas produknya sejajar dengan luar negeri, bahkan lebih baik.

Karena itulah pihaknya berharap mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Pusat untuk melindungi produksi dalam negeri, khususnya di sektor baja lapis.

"Peningkatan penggunaan produk dalam negeri juga sangatlah penting terhadap penghematan devisa Negara," ucap pengusaha yang juga wakil ketua Asosiasi Zinc Aluminium Steel Industry (IZASI) tersebut.

Di tempat sama, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengapresiasi penambahan produksi lini kedua PT Sunrise Steel dan diharapkan mampu membantu memenuhi kebutuhan industri baja nasional.

Ia menjelaskan, saat ini industri baja nasional kebutuhannya mencapai 12 juta ton per tahun, sedangkan total produksi dalam negeri hanya 6-8 juta ton per tahun.

"Defisitnya masih 5-6 juta ton sehingga masih dibutuhkan impor. Nah, dengan adanya penambahan lini produksi PT Sunrise Steel diharapkan mampu membantu pemenuhannya dan mengurangi impor," katanya.

Selaku perwakilan Pemerintah Pusat, pihaknya juga meminta para pelaku industri melaporkan setiap perkembangan di lapangan sekaligus untuk mengetahui langkah apa ke depan yang harus dilakukan memperkuat produksi dalam negeri.

"Kalau sudah ada yang bisa membuat sendiri, kenapa harus impor? Yang pasti, pemerintah di pusat maupun daerah pasti mendukung pelaku industri dalam negeri, serta melindunginya," katanya. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016