Sumenep (Antara Jatim) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur menyatakan puncak panen garam rakyat setempat diperkirakan pada pertengahan Oktober 2016.
"Namun, itu dengan catatan kondisi cuaca berjalan normal alias tidak ada hujan lagi," kata Kepala DKP Sumenep, Moh Jakfar di Sumenep, Selasa.
Ia menjelaskan, masa kemarau tahun ini masuk kategori kemarau basah yang ditandai dengan masih adanya hujan deras hingga pertengahan Juli.
Kondisi tersebut membuat masa produksi garam rakyat yang dimulai dengan persiapan lahan oleh para petani maupun panen perdana komoditas tersebut molor.
Tahun ini, DKP Sumenep mencatat panen perdana garam rakyat oleh petani setempat pada pertengahan Agustus atau molor sekitar dua bulan dibanding 2015 yang pada pertengahan Juni.
"Produksi garam rakyat memang tergantung dengan kondisi cuaca. Kalau ada hujan berarti prosesnya akan terganggu," kata Jakfar, menerangkan.
Ia mengatakan, sesuai laporan dari stafnya, produksi sementara garam rakyat di Sumenep hingga pekan kedua September sekitar 5.500 ton.
Sementara sesuai proyeksi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, produksi garam rakyat di Sumenep pada tahun ini ditargetkan sebanyak 268.840 ton.
"Kalau kondisi cuaca hingga Oktober berjalan normal, kami optimistis proyeksi produksi garam rakyat tersebut bisa tercapai," kata Jakfar.
Sejak beberapa tahun lalu, sebagian petani garam rakyat di Sumenep sudah menggunakan teknologi "geomembran" yang bisa memaksimalkan produksi komoditas tersebut per hektarenya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016