Bojonegoro (Antara Jatim) - Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, meminta biro perjalanan wisata yang ada ikut mempromosikan objek wisata di daerah setempat agar dikenal masyarakat.
"Kami minta biro perjalanan wisata ikut mengenalkan objek wisata, bahkan kalau perlu mengajak wisatawan luar daerah mengunjungi objek wisata di Bojonegoro," kata Ketua BPBD Bojonegoro Moch.Subechi, di Bojonegoro, Selasa.
Dalam pertemuan dengan belasan pengelola biro perjalanan wisata di daerah setempat, ia memberikan cara mengajak yaitu wisatawan domestik (wisdom) luar daerah yang mengunjungi objek wisata di Tuban atau Lamongan diajak mampir.
"Misalnya ada wisdom dari Nganjuk akan ke Tuban atau Lamongan, ya diajak mampir ke Bojonegoro agar mengenal objek wisata yang ada," jelas dia.
Dengan cara itu, menurut dia, wisdom bisa dikenalkan dengan sejumlah objek wisata yang potensial juga baru berkembang baik yang dikelola pemerintah kabupaten (pemkab), desa juga swasta.
Ia menyebutkan di daerah setempat ada sembilan objek wisata yang potensial, di antaranya, "gofun" dan 21 objek wisata yang baru berkembang.
"Jangan sampai ada wisdom tanya lokasi wisata, tapi biro perjalanan wisata tidak tahu. Kita akui jumlah pengunjung objek wisata di Bojonegoro masih kalah dengan Tuban dan Lamongan," paparnya.
Di lain pihak, ia mengimbau pemkab bisa memberi keleluasaan wisdom luar daerah yang datang ke Bojonegoro terkait kendaraan yang memanfaatkan jalur jalan raya di daerah setempat.
Ia mencontohkan pernah menghadapi masalah ada satu bus wisdom yang baru berwisata relegius di Tuban, akan mampir untuk makan di Bojonegoro tidak bisa melalui jalan di Desa Campurejo, Kecamatan Kota.
"Bus tidak bisa melalui jalan di desa itu karena ada beton cornya. Ya busnya terpaksa berputar dengan jarak yang cukup jauh," ujarnya.
Padahal, menurut dia, di Yogyakarta kalau sudah menyangkut wisata maka kendaraan bus bisa masuk gang.
"Di Bojonegoro justru sebaliknya ada wisdom datang tidak boleh lewat," tandasnya.
Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Bojonegoro Wahyu Setiyawan menambahkan pengelola biro perjalanan wisata, selain ikut mengenalkan objek wisata lokal, juga bisa menggali potensi lainnya, seperti kuliner, dan cinderamata.
Oleh karena itu, lanjut dia, biro perjalanan wisata harus menjalin kerja sama dengan potensi Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM).
"Potensi kuliner dan cinderamata lokal cukup banyak, karena ada sekitar 250 UMKM," katanya menegaskan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Kami minta biro perjalanan wisata ikut mengenalkan objek wisata, bahkan kalau perlu mengajak wisatawan luar daerah mengunjungi objek wisata di Bojonegoro," kata Ketua BPBD Bojonegoro Moch.Subechi, di Bojonegoro, Selasa.
Dalam pertemuan dengan belasan pengelola biro perjalanan wisata di daerah setempat, ia memberikan cara mengajak yaitu wisatawan domestik (wisdom) luar daerah yang mengunjungi objek wisata di Tuban atau Lamongan diajak mampir.
"Misalnya ada wisdom dari Nganjuk akan ke Tuban atau Lamongan, ya diajak mampir ke Bojonegoro agar mengenal objek wisata yang ada," jelas dia.
Dengan cara itu, menurut dia, wisdom bisa dikenalkan dengan sejumlah objek wisata yang potensial juga baru berkembang baik yang dikelola pemerintah kabupaten (pemkab), desa juga swasta.
Ia menyebutkan di daerah setempat ada sembilan objek wisata yang potensial, di antaranya, "gofun" dan 21 objek wisata yang baru berkembang.
"Jangan sampai ada wisdom tanya lokasi wisata, tapi biro perjalanan wisata tidak tahu. Kita akui jumlah pengunjung objek wisata di Bojonegoro masih kalah dengan Tuban dan Lamongan," paparnya.
Di lain pihak, ia mengimbau pemkab bisa memberi keleluasaan wisdom luar daerah yang datang ke Bojonegoro terkait kendaraan yang memanfaatkan jalur jalan raya di daerah setempat.
Ia mencontohkan pernah menghadapi masalah ada satu bus wisdom yang baru berwisata relegius di Tuban, akan mampir untuk makan di Bojonegoro tidak bisa melalui jalan di Desa Campurejo, Kecamatan Kota.
"Bus tidak bisa melalui jalan di desa itu karena ada beton cornya. Ya busnya terpaksa berputar dengan jarak yang cukup jauh," ujarnya.
Padahal, menurut dia, di Yogyakarta kalau sudah menyangkut wisata maka kendaraan bus bisa masuk gang.
"Di Bojonegoro justru sebaliknya ada wisdom datang tidak boleh lewat," tandasnya.
Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Bojonegoro Wahyu Setiyawan menambahkan pengelola biro perjalanan wisata, selain ikut mengenalkan objek wisata lokal, juga bisa menggali potensi lainnya, seperti kuliner, dan cinderamata.
Oleh karena itu, lanjut dia, biro perjalanan wisata harus menjalin kerja sama dengan potensi Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM).
"Potensi kuliner dan cinderamata lokal cukup banyak, karena ada sekitar 250 UMKM," katanya menegaskan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016