Aparat Kepolisian Republik Indonesia pernah disibukkan dengan banyaknya pemudik menggunakan sepeda motor beberapa waktu lalu. Sepeda motror bahkan oleh sebagian masyarakat telah dijadikan moda transportasi utama untuk pulang kampung.  Sungguh fenomena yang membuat miris.

Sebab, angka kecelakaan lalu lintas di jalan raya saat Lebaran kala itu didominasi pengendara sepeda motor. Sesuai catatan Kepolisian Republik Indonesia  sebanyak 384 orang meninggal dunia karena kecelakaan, luka berat 616 orang dan 2.300 orang luka ringan pada tahun 2013.

Namun demikian, perlahan namun pasti kesadaran akan keselamatan diri masyarakat tampaknya mulai tumbuh. Pemerintah dan sejumlah instansi memfasilitasi pemudik bersepeda motor pulang kampung secara aman. Sepeda motor dinaikkan  kereta api (KA) dan  angkutan lain, sedangkan pemudik naik angkutan massal gratis.

Setahun berikutnya, selama masa angkutan Lebaran Polri pun mencatat angka kecelakaan turun menjadi 352 korban meninggal dunia, 541 korban luka berat dan 2.010 luka ringan.

Penurunan angka diprediksi akan terus terjadi pada mudik tahun 2016 ini. Menteri Perhubungan Ignasius Jonan bahkan sempat tercengang melihat prediksi mudik tahun 2016, sebab muncul fenomena baru masyarakat Indonesia, yakni pemudik dengan moda transportasi pesawat udara diprediksi paling tinggi di antara moda lainnya baik darat, laut maupun kereta api.

Berdasarkan data Angkutan Lebaran Kemenhub 2016 moda transportasi udara diprediksi mengalami kenaikan tertinggi dibandingkan seluruh moda yakni mencapai 7,62 persen menjadi 4,6 juta penumpang pada Lebaran 2016 dibanding 4,3 juta penumpang pada Lebaran 2015. 

Untuk penumpang penyeberangan diprediksi naik 3,54 persen menjadi 3,7 juta penumpang pada Lebaran 2016 dibandingkan 3,5 juta penumpang pada Lebaran 2015.

Moda kereta api juga diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 4,63 persen menjadi 4,1 juta penumpang pada 2016 dari 3,9 juta dari Lebaran 2015.

Selanjutnya untuk moda laut juga mengalami kenaikan 2,9 persen menjadi 910.191 penumpang pada Lebaran tahun ini dari 883.681 penumpang pada Lebaran 2015.

Justru, jalur darat mengalami penurunan untuk angkutan Lebaran 2016, yaitu diperkirakan turun 2,7 persen menjadi 4,57 juta pada Lebaran 2016 dari realisasi 4,7 juta pada Lebaran 2015.

Data tersebut berbanding lurus dengan laporan media yang menyebutkan keramaian di sejumlah Bandara Internasional di berbagai wilayah sudah menyerupai terminal bus. Bahkan ada yang dengan nada berseloroh menyatakan jika bandara saat Lebaran kali ini sudah menyerupai pasar rakyat.

Fenomena ini membuktikan bahwa kesadaran masyarakat  akan waktu, terjangkaunya layanan udara dan mudahnya infrastuktur udara semakin tinggi. Selain itu, hal ini juga membuktikan sudah adanya peningkatan kesejahteraan dan ekonomi pada masyarakat Indonesia.

Namun demikian, apakah fenomena ini benar-benar juga dibarengi dengan nilai kesederhanaan, kekeluargaan dan nilai-nilai yang agamis ? Atau fenomena itu hanya untuk tujuan pamer ? Jawabanya berpulang kepada masing-masing bagaimana memaknai mudik itu sendiri.

Terkait hal itu, Gubernur Jawa Timur Soekarwo sempat mengingatkan masyarakat agar tidak pamer harta benda saat pulang terhindar tidak menimbulkan hal negatif, khususnya tindak kriminalitas.

Kriminalitas terjadi tidak hanya ada niatan dari pelaku, namun karena ada kesempatan sehingga secara spontan muncul pikiran tidak baik.

Selamat mudik. Semoga selamat sampai tujuan...


Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016