Malang (Antara Jatim) - Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Budi Utomo Malang membentuk Pusat Kajian Indonesia Timur untuk Pendidikan dan Budaya dengan harapan mampu memajukan dunia pendidikan di wilayah itu.

Ketua Pengembangan IKIP Budi Utomo (IBU) Malang Dr Nurcholis Sunuyeko di Malang, Kamis mengaku kampus yang mencetak tenaga pendidik itu ingin ikut serta membangun kawasan Indonesia Timur karena selama ini wilayah itu dianggap masih teringgal jauh dengan kawasan Indonesia lainnya, khususnya di Jawa.

"Pusat kajian Indonesia Timur ini nanti kemungkinan kami luncurkan pada akhir Juli atau awal Agustus mendatang. Selain karena wilayah Indonesia Timur masih tertinggal dengan daerah lainnya, jumlah mahasiswa IBU dari wilayah Indonesia Timur cukup banyak," ujarnya.

Di sela kunjungan ke Panti Asuhan Al Mubarrot di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Nurcholis yang didampingi sejumlah dosen IBU tersebut menyerahkan santunan kepada 150 anak yatim. Selain itu, juga membagikan takjil di jalan poros di kawasan Pakis.

Selain upaya meningkatkan pendidikan di wilayah Indonesia Timur, lanjutnya, pusat kajian tersebut juga bertujuan untuk membangun sinergi dan toleransi antarbudaya, antaragama maupun antarsuku agar tidak sampai memunculkan friksi atau gesekan, baik di kalangan mahasiswa maupun masyarakat pada umumnya.

Menyinggung bentuk pusat kajian tersebut, Nurcholis mengatakan akan melibatkan dosen-dosen di lingkungan IKIP BU dan mereka akan terjun langsung di wilayah Indonesia Timur. "Dosen-dosen yang terlibat itu nanti juga akan mengunjungi daerah-daerah yang ada di kawasan Indonesia Timur," urainya.

Menyinggung upaya IKIP BU untuk meningkatkan kualitas pengajar (dosen), Nucholis mengatakan saat ini masih sekitar 20 persen dari jumlah dosen sebanyak 217 orang. "Target kami hingga 2022 dosen yang bergelar doktor dan profesor (guru besar) mencapai 70 persen karena pada 2026, target kami adalah menjadikan IKIP BU sebagai perguruan tinggi (PT) unggul," katanya.

"Trennya cukup positif. Hampir setiap bulan ada dosen kami yang lulus ujian disertasi doktor. Pada bulan ini ada 12 pengajar yang mendaftar program S3 di berbagai perguruan tinggi ternama di Indonesia, di antaranya Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, dan Universitas Merdeka Malang," ujarnya.

Ia mengemukakan selain untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar, banyaknya dosen bergelar juga sebagai langkah antisipasi berubahnya status perguruan tinggi tersebut dari institut ke universitas. Dengan berubahnya institut menjadi universitas, makin banyak program studi yang bisa dikembangkan untuk merespons kebutuhan pasar.

"Harapan kami perubahan status ini bisa direalisasikan pada 2017. Sekarang kami sedang berbenah dan mempersiapkan diri untuk perubahan status tersebut," paparnya.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016