Jember (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember, Jawa Timur terus melakukan pemantauan terhadap kawasan pesisir pantai selatan terkait dengan ancaman banjir gelombang pasang air laut (rob) yang sempat membuat panik warga di sekitar pantai selatan itu.
"Kami memantau sejumlah lokasi yang diterjang banjir rob, salah satunya di Pantai Payangan yang berada di Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember Heru Widagdo.
Banjir rob menerjang sejumlah warung semi permanen di sekitar Pantai Payangan pada Rabu (8/6), bahkan air laut tersebut masuk ke sejumlah rumah warga yang berada di pesisir pantai selatan.
"Kami menerima informasi peringatan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyebutkan adanya gelombang tinggi di perairan selatan Pulau Jawa yang diperkirakan terjadi sejak 7-12 Juni 2016," tuturnya.
Berdasarkan peringatan BMKG, ketinggian gelombang di perairan selatan Pulau Jawa berkisar 2,5 meter hingga 4 meter yakni di Kabupaten Pacitan, Tulungagung, Trenggalek, Malang, Jember, Lumajang, dan Kabupaten Banyuwangi.
"Di sejumlah kabupaten itu juga harus diwaspadai gelombang tinggi dan banjir rob, sehingga BPBD Jember melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk mewaspadai ancaman banjir rob di pesisir selatan Jember," katanya.
Heru mengimbau warga yang berada di pesisir selatan mulai dari Kecamatan Tempurejo hingga Wuluhan harus waspada terhadap tingginya gelombang air laut sesuai dengan surat peringatan dini BMKG.
"Kami juga imbau nelayan untuk tidak melaut karena gelombang tinggi dan cuaca buruk yang dapat menyebabkan kapal atau perahu nelayan tenggelam sewaktu-waktu," ujarnya.
Sementara salah seorang nelayan di Kecamatan Puger, Hambali mengatakan sebagian besar nelayan tidak melaut akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi, bahkan saat ini cuaca sangat ekstrim.
"Kemungkinan cuaca buruk disertai gelombang tinggi akan berlangsung selama beberapa hari, sehingga kami akan melaut ketika cuaca sudah kembali normal," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016