Menjadi bagian pendesain kapal perang  "Strategic Sealift Vessel" (SSV) yang diekspor perdana ke Filipina adalah suatu kebanggaan bagi pria yang mempunyai nama lengkap R Joza Emerald Noivantoro ini.

Pria ini, saat bertemu reporter ANTARA dalam perjalanan ekspor kapal perang dari Surabaya menuju Filipina mengaku adalah bagian dari keluarga besar Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA.

"Kakek saya, (alm) Abdul Wahab Saleh, adalah jurnalis kantor berita tertua di Indonrsia tersebut, dia pernah meraih gelar Melati Surabaya karena menyelamatkan negatif film perobekan bendera merah putih biru, pidato Bung Tomo, dan peristiwa pertempuran di Jembatan Merah," ucapnya.

Oleh karena itu, jika waktu peringatan Hari Pahlawan, selalu banyak tamu yang datang ke rumah. "Beberapa negatif film itu sampai sekarang masih tersimpan rapi di rumah saya kawasan perumahan Rewwin, Kabupaten Sidoarjo," tuturnya.

Joza yang masa kecilnya masih sempat bertemu kakeknya itu juga sering mendapat cerita perjuangan dan peristiwa kemerdekaan, sehingga kenangan itu masih terus diingat.

Kini, apa yang pernah diceritakan kakeknya mengenai perjuangan itu menjadi inspirasi Joza untuk mendesain kapal perang yang merupakan ekspor perdana bangsa Indonesia ke Filipina itu.

"Kalau kesulitan desain kapal perang tidak begitu banyak, karena kita sudah mempunyai ukuran yang sudah dihitung, dan itu bisa diatasi bersama tim yang ada di PT PAL Indonesia," tuturnya.

Namun demikian, Joza mengaku hal terpenting dalam ekspor perdana kapal perang ini adalah rasa kebanggaan, karena dirinya menjadi salah satu bagian catatan sejarah ekspor perdana kapal perang yang mengharumkan nama bangsa Indonesia.

Hal itu membuktikan bahwa bangsa ini mampu membuat kapal perang canggih. Tentu, prestasi yang membanggakan, terutama pada Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2016.... (*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016