Surabaya (Antara Jatim) - Ketua Umum Badan Kerja sama Organisasi Wanita Provinsi Jawa Timur Fatma Saifullah Yusuf mengingatkan perajin di tingkat usaha kecil dan menengah tak menjadikan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sebagai penghalang meningkatkan produksinya.
"Justru kehadiran MEA menjadi peluang bagi pengusaha, terutama di industri kerajinan di Jatim sekaligus menggenjot kualitas produknya untuk bersaing dengan negara lain," ujarnya di sela pembukaan Pameran Tenun Batik dan Craft Nusantara 2016 di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, produk usaha kecil menengah di Jatim tidak kalah dengan produk Negara lain, bahkan tidak sedikit yang diakui oleh pasar internasional.
Selain itu, kata dia, populasi besar juga merupakan pangsa pasar dan potensinya jangan sampai membuat pengusaha terlena dan tidak mau berinovasi atau meningkatkan kreatifitas.
"Sebab dalam menghadapi persaingan MEA, inovasi sangat penting agar mampu bertahan dan tetap unggul dalam berkarya," ucap istri Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf tersebut.
Tidak itu saja, inovasi juga membutuhkan kesabaran dan pemahaman terkait permintaan pasar maupun perkembangan perekonomian.
Sebagai upaya pengoptimalisasian produk UKM di Jatim agar tetap diakui Nagara lain, kata dia, ada unsur-unsur yang harus dilakukan, yaitu meningkatan sumber daya manusia berkualitas, meningkatkan produk berkualitas dan akses.
"Karena itulah pemerintah terus mendorong dan membantu pelaku UKM, mulai dari permodalan usaha, hingga akses perdagangan antardaerah maupun luar negeri dengan berbagai program," katanya.
Di sisi lain, sesuai data di Pemprov, industri kreatif di Jatim didominasi oleh bidang kerajinan sebanyak 56,32 persen, fashion 15,39 persen, penerbitan dan percetakan sebesar 15,27 persen.
Selain itu, kinerja perekonomian Jatim saat ini relatif stabil, yakni tumbuh sebesar 5,44 persen dengan capaian PDRB sebesar Rp1.689,88 triliun.
Kemudian, kinerja perdagangan Jatim pada 2015, khususnya bukan migas mengalami surplus, yakni net ekspor luar negeri surplus Rp11,736 triliun, sedangkan net ekspor dalam negeri surplus Rp99,831 triliun sehingga total kinerja perdagangan Jatim bukan migas mengalami surplus Rp111,56 triliun.
"Berdasarkan profil kinerja perdagangan tersebut maka membuktikan bahwa UMKM telah menjadi penopang utama PDRB Jatim, sekaligus penyerap tenaga kerja dan sumber nafkah bagi masyarakat," katanya.
Sementara itu, pameran yang diikuti 140 stan dalam rangka menyambut Pekan Swadesi Jawa Timur sekaligus rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) ke-723 Kota Surabaya menargetkan transaksi hingga Rp3 miliar.
"Kami optimistis nilai tersebut tercapai karena potensi batik Nusantara sangat diminati pembeli, baik lokal maupun internasional," ujar Direktur CV Vigar Cemerlang Abadi, Andi Eka Syahputra.
Pameran akan berlangsung 4-8 Mei 2016 di Grand Ballroom Dyandra Convention Center, Jalan Basuki Rahmat Surabaya, yang juga digelar berbagai even pendukung, seperti lomba-lomba, dialog/diskusi hingga demo. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Justru kehadiran MEA menjadi peluang bagi pengusaha, terutama di industri kerajinan di Jatim sekaligus menggenjot kualitas produknya untuk bersaing dengan negara lain," ujarnya di sela pembukaan Pameran Tenun Batik dan Craft Nusantara 2016 di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, produk usaha kecil menengah di Jatim tidak kalah dengan produk Negara lain, bahkan tidak sedikit yang diakui oleh pasar internasional.
Selain itu, kata dia, populasi besar juga merupakan pangsa pasar dan potensinya jangan sampai membuat pengusaha terlena dan tidak mau berinovasi atau meningkatkan kreatifitas.
"Sebab dalam menghadapi persaingan MEA, inovasi sangat penting agar mampu bertahan dan tetap unggul dalam berkarya," ucap istri Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf tersebut.
Tidak itu saja, inovasi juga membutuhkan kesabaran dan pemahaman terkait permintaan pasar maupun perkembangan perekonomian.
Sebagai upaya pengoptimalisasian produk UKM di Jatim agar tetap diakui Nagara lain, kata dia, ada unsur-unsur yang harus dilakukan, yaitu meningkatan sumber daya manusia berkualitas, meningkatkan produk berkualitas dan akses.
"Karena itulah pemerintah terus mendorong dan membantu pelaku UKM, mulai dari permodalan usaha, hingga akses perdagangan antardaerah maupun luar negeri dengan berbagai program," katanya.
Di sisi lain, sesuai data di Pemprov, industri kreatif di Jatim didominasi oleh bidang kerajinan sebanyak 56,32 persen, fashion 15,39 persen, penerbitan dan percetakan sebesar 15,27 persen.
Selain itu, kinerja perekonomian Jatim saat ini relatif stabil, yakni tumbuh sebesar 5,44 persen dengan capaian PDRB sebesar Rp1.689,88 triliun.
Kemudian, kinerja perdagangan Jatim pada 2015, khususnya bukan migas mengalami surplus, yakni net ekspor luar negeri surplus Rp11,736 triliun, sedangkan net ekspor dalam negeri surplus Rp99,831 triliun sehingga total kinerja perdagangan Jatim bukan migas mengalami surplus Rp111,56 triliun.
"Berdasarkan profil kinerja perdagangan tersebut maka membuktikan bahwa UMKM telah menjadi penopang utama PDRB Jatim, sekaligus penyerap tenaga kerja dan sumber nafkah bagi masyarakat," katanya.
Sementara itu, pameran yang diikuti 140 stan dalam rangka menyambut Pekan Swadesi Jawa Timur sekaligus rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) ke-723 Kota Surabaya menargetkan transaksi hingga Rp3 miliar.
"Kami optimistis nilai tersebut tercapai karena potensi batik Nusantara sangat diminati pembeli, baik lokal maupun internasional," ujar Direktur CV Vigar Cemerlang Abadi, Andi Eka Syahputra.
Pameran akan berlangsung 4-8 Mei 2016 di Grand Ballroom Dyandra Convention Center, Jalan Basuki Rahmat Surabaya, yang juga digelar berbagai even pendukung, seperti lomba-lomba, dialog/diskusi hingga demo. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016