Madiun (Antara Jatim) - Puluhan kantong darah yang ada di Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Madiun, Jawa Timur, diketahui terkontaminasi sejumlah penyakit berbahaya sehingga harus dimusnahkan.
Kabid Pelayanan UDD PMI Kabupaten Madiun, Dony Dwi Setyawan, di Madiun, Kamis, mengatakan, kantong darah tersebut ditemukan terkontaminasi virus penyakit hepatitis B, C, sifilis, dan HIV setelah melalui proses "screening" Infeksi Menular Lewat Tranfusi Darah (IMLTD) di PMI setempat.
"Selama bulan Maret 2016, total ada 39 kantong darah yang terpapar penyakit. Setiap bulan pasti ditemukan darah yang terpapar penyakit setelah melalui proses screening IMLTD," ujar Dony Dwi kepada wartawan.
Dari 39 kantong darah yang ditemukan di bulan Maret, rinciannya adalah, 13 kantong darah terkontaminasi virush hepatitis B, 17 kantong hepatitis C, dan sembilan kantong lainnya terjangkit bakteri sifilis.
Adapun, di bulan Januari lalu ditemukan 16 kantong terjangkit virus hepatitis B, 15 kantong terjangkit virus hepatitis C, tiga kantong terkena sifilis, dan satu kantong HIV.
Sedangkan pada Februari, jumlah kantong darah yang terkena virus hepatitis B sebanyak 21 kantong, hepatitis C 10 kantong, sifilis terdapat tujuh kantong, dan HIV dua kantong.
"Atas temuan tersebut, kami memanggil si pendonor yang terjangkit penyakit tersebut dan memberikan penjelasan. Untuk pengobatan bisa dilakuakn di dokter maupun rumah sakit," kata dia.
Ia menambahkan, memasuki triwulan kedua tahun 2016, PMI Kabupaten Madiun tergolong memiliki stok darah yang cukup. Sebab, target perolehan 30 hingga 50 kantong per hari selalu dapat terpenuhi.
"Hal itu menyusul adanya pendonor tetap yang setiap hari mendonorkan darah sekitar 15 hingga 20 orang. Mereka merupakan warga Madiun dari kalangan pekerja di berbagai instansi," katanya.
Selain memiliki pendonor tetap, PMI kabupaten Madiun juga memiliki program unggulan, yakni Desa Siaga. Program yang berjalan sejak tahun 2006 lalu itu telah menggandeng 145 pendonor tetap dari Kabupaten Madiun.
Tiga bulan sekali, PMI mendatangi desa-desa untuk mengadakan kegiatan donor darah. Kegiatan itu dilakukan bekerja sama dengan bidan desa, perangkat desa, dan ketua Desa Siaga di kelurahan setempat," tambahnya.
Karena stoknya yang melimpah, pihaknya mengklaim mampu mencukupi permintaan pasien penyakit demam berdarah yang marak terjadi pada triwulan pertama tahun ini.
"Selama musim demam berdarah kemarin, ada peningkatan yang signifikan pada permintaan "Thrombocyte Concentrate" (TC) atau trombosit. Sejauh ini masih bisa diatasi. Kami mengimbau, masyarakat rela melakukan donor darah untuk dapat menolong sesama," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016