Suraaya (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, mengajak semua warga melakukan
diet kantong plastik dengan secara mandiri membawa kantong belanja saat
berbelanja di gerai retail modern di seluruh kota ini.


Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Surabaya Musdiq Ali Suhudi
di Surabaya, Kamis, menjelaskan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya
secara aktif melakukan koordinasi dengan LSM, perguruan tinggi, pelaku
retail modern, PD Pasar hingga pedagang di Sentra PKL terkait sosialiasi
penggunaan kantong plastik sebagai media penyimpanan.


"Karena kantong plastik adalah benda yang paling mudah
pengalikasiannya, setelah berisikan barang belanjaan hanya perlu
dikaitkan di kendaraan bermotor atau sepeda," katanya.


Namun, lanjut dia, kantong plastik juga merupakan limbah paling
susah dibersihkan, sekali tersangkut di saluran pembuangan, berubah
menjadi jari bagi sampah yang lain.


Menurut dia, mulai Minggu (21/2), warga Kota Pahlawan diimbau
secara mandiri membawa kantong belanja saat berbelanja di gerai-gerai
retail modern di seluruh Kota Surabaya.


Selain untuk turut mengurangi limbah plastik, imbauan ini juga
merujuk dari Surat Edaran Kementrian Lingkungan Hidup nomor :
SE-06/PSLB3-PS/2015, tentang Antisipasi Penerapan Kebijakan Kantong
Plastik Berbayar Pada Usaha Retail Modern mulai 21 Februari hingga 5
Juni 2016 mendatang.


Koordinator Komunitas Nol Sampah Hermawan menjelaskan, Kota
Surabaya merupakan satu dari 22 kota yang melakukan uji coba kantong
plastik berbayar pada retail modern.


Survei dari Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (APRINDO) setiap
harinya mereka memproduksi 300 lembar kantong plastik per gerai.
Tercatat ada 90.00 gerai retail yang tersebar di seluruh Indonesia.
Artinya, setiap tahun ada 9,85 miliar kantong plastik di Indonesia.


"Selama ini pengusaha retail menggratiskan biaya kantong plastik,
hal tersebut turut menjadi sebab persebaran kantong plastik di
Indonesia. Kami juga terus berkoordinasi dengan pemerintah mengenai
bahan dasar pembuatan kantong plastik, karena kantong plastik yang
beredar sekarang hanya hancur, bukan terurai," katanya.(*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016