Surabaya (Antara Jatim) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengusulkan "Indonesia Corporate" atau antarprovinsi saling bantu dalam jaringan perdagangan sesuai potensi masing-masing.

"Kita sudah kembangkan Jatimnomics yang memiliki jaringan perdagangan dengan berbagai provinsi," katanya di Rektorat Unair Surabaya, Sabtu.

Pejabat yang akrab disapa Pakde Karwo itu mengemukakan hal itu di hadapan ratusan mahasiswa dalam "Airlangga Leadership Program (ALP) 2015" yang digelar BEM Unair.

Dalam acara yang juga dihadiri Menpora H Imam Nahrawi, iamenjelaskan Jatimnomics tidak hanya membuat ekonomi tumbuh tapi gini-ratio (tingkat kesenjangan) pun rendah.

"Perekonomian Jatim tumbuh 5,86 persen pada tahun 2014 dan 5,44 persen pada tahun 2015, tapi hal yang sulit itu gini-ratio kita hanya 0,37 persen di tengah ekonomi yang tumbuh," katanya sambil menunjukkan potensi perwakilan dagang Jatim pada hampir semua provinsi.

Oleh karena itu, katanya, Jatimnomics dapat dikembangkan dalam skala nasional. "Artinya, kalau kita berada dalam satu jaringan perekonomian secara nasional, maka tidak akan ada defisit," katanya.

Selain itu, ketergantungan terhadap nilai tukar asing (dolar) pun tidak akan terjadi. "Jadi, kita nggak akan ada defisit dan rupiah nggak megap-megap (tidak bisa bernapas)," katanya.

Sementara itu, Menpora H Imam Nahrawi membeberkan faktor dibalik sikap kontroversi dirinya yang mengundang protes dari sejumlah orang terhadap dirinya.

"Kalau saya sekarang dinilai banyak kontroversi atau tidak menyenangkan pihak tertentu itu sebenarnya karena saya ingin bermanfaat untuk masyarakat umum," katanya.

Menurut dia, kontroversi itu selalu menyertai setiap kebijakan. "Jangankan kebijakan saya, bahkan keputusan Tuhan yang tidak menyenangkan manusia pun diprotes, seperti musibah yang kita alami," katanya.

Namun, satu hal yang penting adalah kebijakan seorang pemimpin itu harus untuk kepentingan orang banyak, bukan pribadi.

"Contohnya, saya mimpi Indonesia menjadi tuan rumah Formula-1 dengan memiliki sirkuit balap bertaraf internasional," katanya.

Selain itu, dirinya bermimpi agar ada kompetisi semua jenis olahraga memiliki kompetisi "pelapis" (umur 8-19 tahun), seperti Liga Santri atau kompetisi lainnya untuk lapis bawah.

"Saya juga ingin mendatangkan olahraga jenis baru dari Amerika. Semua itu untuk multi efek ekonomi dan kebanggan," katanya.

Tidak hanya itu, ia juga bermimpi pemuda Indonesia bebas dari narkoba. "Karena itu, saya minta Unair memelopori tes anti-narkoba untuk mahasiswanya. Nanti saya surati para rektor untuk hal itu," katanya.

Kepada para mahasiswa, Menpora berharap untuk tidak melihat keberhasilan seorang tokoh pada hari ini.

"Pakde itu berhasil jangan hanya dilihat kondisi sekarang, tapi lihatlah proses panjang yang dilalui beliau sejak menjadi aktivis, cara belajar, dan perjuangan lainnya," katanya. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015