Surabaya (Antara Jatim) - Universitas Airlangga (Unair) Surabaya beserta UNICEF membentuk Gerakan Peduli Ibu Hamil dan Anak Sehat (GELIAT) sebagai upaya untuk mengatasi kematian ibu hamil yang masih tergolong tinggi, karena Jawa Timur (Jatim) merupakan daerah keenam penyumbang kematian ibu hamil di Indonesia.
"Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim menyebutkan bahwa pada tahun 2014, angka kematian ibu mencapai 567 orang, 39 kasus kematian ibu di antaranya berada di Surabaya sebagai kota penyumbang kematian ibu hamil terbesar, sedangkan angka kematian bayi di Surabaya mencapai 243 kasus," kata Penanggung Jawab GELIAT, Dr. Nyoman Anita Damayanti,Drg.MS dalam peluncuran GELIAT di Surabaya, Minggu.
Ia mengatakan, untuk mengurangi kasus kematian ibu dan bayi, maka diperlukan keterlibatan berbagai pihak, terutama perguruan tinggi dan masyarakat sebagai wujud tri dharma perguruan tinggi, agar target "Millenium Development Goals (MDGs) 2015 bisa terwujud secara nyata, meskipun dinilai sangat berat.
"Target MDGs yaitu angka kematian anak berada pada rasio 23 per seribu kelahiran hidup, sedangkan angka kematian ibu ditargetkan sebesar 102 per 100 ribu kelahiran hidup. Data dari Dinkes Jatim untuk bulan September 2015 menyebutkan kematian ibu hamil di Surabaya masih yang tertinggi mencapai 32 kasus, karena Kota Surabaya jumlah pendudukanya memang paling tinggi," tuturnya.
Menurut dia, hal itulah yang melatarbelakangi dibentuknya GELIAT dengan menggandeng 214 relawan yang saat ini sudah tersebar di enam kecamatan di Surabaya, yaitu Kecamatan Mulyorejo, Kalijudan, Tenggilis, Kalirungkut, Medokan Ayu, dan Gunung Anyar.
"Kematian ibu hamil ini secara mayoritas disebakan adanya dua faktor, yaitu eklampsia atau kejang karena tekanan darah tinggi pada kehamilan, yang disebabkan tidak mendapat penanganan yang tepat akibat minim pengetahuan ibu terhadap tanda dan bahaya pada kehamilan, serta faktor pendarahan yang tidak teratasi," paparnya.
Sedangkan angka kematian bayi diakibatkan berbagai hal, salah satunya karena pengetahuan ibu yang kurang memahami keadaan janin, sehingga kurang bisa bertanggung jawab menjaga janinnya, apalagi 82 persen kematian bayi adalah pada usia 0-28 hari, dan 66 persen di antaranya usia janin 0-7 hari.
Di sisi lain, Kepala Perwakilan Unicef Jateng-Jatim, I Made Sutama mengatakan Surabaya menjadi penyumbang terbesar angka kematian ibu hamil di Jatim, padahal jumlah dokter di Surabaya tidak mengalami kekurangan, fasilitas lengkap di semua Rumah Sakit (RS), serta adanya Fakultas Kedokteran di perguruan tinggi Surabaya.
"Hal ini kemungkinan adanya petugas kesehatan yang kurang tersebar di beberapa tempat. Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) 21 persen perempuan di Indonesia melahirkan dengan bantuan dokter, sedangkan 62 persen dengan bantuan bidan, sehingga untuk bisa menyebar bidan tersebut, maka kami ada program penolong bidan saat bertugas yang akan tersebar di Jatim, Jateng, dan Nusa Tenggara Barat (NTB)," tandasnya.
Dalam waktu yang sama (25/10), mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) yang menjadi peserta mata kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan di bawah naungan Departemen Mata Kuliah Umum (MKU) dengan bekerja sama dengan Yayasan Tzu-Chi Indonesia menggelar bakti sosial ke Panti Werdha Usia Anugerah, Jalan Dukuh Kupang Barat 24 Nomor 11-13, Surabaya.
Sebanyak 10 mahasiswa mendampingi dan merawat para lansia di sana, seperti menyisir rambut, memotong kuku yang sudah panjang, menyuapi mereka, dan memijat, sehingga para lansia menjadi senang, merasa terhibur dan dapat memiliki motivasi dalam menjalani kehidupan bersama sesama para lansia walaupun jauh dari sanak saudara.
Ke-10 mahasiswa Fakultas Farmasi Ubaya yang turut andil dalam bakti sosial ini yakni Erika Suhadi, M. Hardika Adi Saputra, Nurul Pracahyaning Kusuma, Alin Rahmadia, Cecilia Ratih, Rahma Kasih, Dinda Nurfatila, Rama Danu Saputra, Frida Ika, dan M. Ilmawan Abdillah.
"Senang bisa mengikuti kegiatan bakti sosial ini, selain bisa membantu para lansia di sisi lain karena nantinya farmasi akan berhubungan dengan pasien, dan akan berhadapan langsung dengan para lansia juga jadi penasaran saja," kata Erika Suhadi, salah satu mahasiswa Fakultas Farmasi Ubaya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim menyebutkan bahwa pada tahun 2014, angka kematian ibu mencapai 567 orang, 39 kasus kematian ibu di antaranya berada di Surabaya sebagai kota penyumbang kematian ibu hamil terbesar, sedangkan angka kematian bayi di Surabaya mencapai 243 kasus," kata Penanggung Jawab GELIAT, Dr. Nyoman Anita Damayanti,Drg.MS dalam peluncuran GELIAT di Surabaya, Minggu.
Ia mengatakan, untuk mengurangi kasus kematian ibu dan bayi, maka diperlukan keterlibatan berbagai pihak, terutama perguruan tinggi dan masyarakat sebagai wujud tri dharma perguruan tinggi, agar target "Millenium Development Goals (MDGs) 2015 bisa terwujud secara nyata, meskipun dinilai sangat berat.
"Target MDGs yaitu angka kematian anak berada pada rasio 23 per seribu kelahiran hidup, sedangkan angka kematian ibu ditargetkan sebesar 102 per 100 ribu kelahiran hidup. Data dari Dinkes Jatim untuk bulan September 2015 menyebutkan kematian ibu hamil di Surabaya masih yang tertinggi mencapai 32 kasus, karena Kota Surabaya jumlah pendudukanya memang paling tinggi," tuturnya.
Menurut dia, hal itulah yang melatarbelakangi dibentuknya GELIAT dengan menggandeng 214 relawan yang saat ini sudah tersebar di enam kecamatan di Surabaya, yaitu Kecamatan Mulyorejo, Kalijudan, Tenggilis, Kalirungkut, Medokan Ayu, dan Gunung Anyar.
"Kematian ibu hamil ini secara mayoritas disebakan adanya dua faktor, yaitu eklampsia atau kejang karena tekanan darah tinggi pada kehamilan, yang disebabkan tidak mendapat penanganan yang tepat akibat minim pengetahuan ibu terhadap tanda dan bahaya pada kehamilan, serta faktor pendarahan yang tidak teratasi," paparnya.
Sedangkan angka kematian bayi diakibatkan berbagai hal, salah satunya karena pengetahuan ibu yang kurang memahami keadaan janin, sehingga kurang bisa bertanggung jawab menjaga janinnya, apalagi 82 persen kematian bayi adalah pada usia 0-28 hari, dan 66 persen di antaranya usia janin 0-7 hari.
Di sisi lain, Kepala Perwakilan Unicef Jateng-Jatim, I Made Sutama mengatakan Surabaya menjadi penyumbang terbesar angka kematian ibu hamil di Jatim, padahal jumlah dokter di Surabaya tidak mengalami kekurangan, fasilitas lengkap di semua Rumah Sakit (RS), serta adanya Fakultas Kedokteran di perguruan tinggi Surabaya.
"Hal ini kemungkinan adanya petugas kesehatan yang kurang tersebar di beberapa tempat. Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) 21 persen perempuan di Indonesia melahirkan dengan bantuan dokter, sedangkan 62 persen dengan bantuan bidan, sehingga untuk bisa menyebar bidan tersebut, maka kami ada program penolong bidan saat bertugas yang akan tersebar di Jatim, Jateng, dan Nusa Tenggara Barat (NTB)," tandasnya.
Dalam waktu yang sama (25/10), mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) yang menjadi peserta mata kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan di bawah naungan Departemen Mata Kuliah Umum (MKU) dengan bekerja sama dengan Yayasan Tzu-Chi Indonesia menggelar bakti sosial ke Panti Werdha Usia Anugerah, Jalan Dukuh Kupang Barat 24 Nomor 11-13, Surabaya.
Sebanyak 10 mahasiswa mendampingi dan merawat para lansia di sana, seperti menyisir rambut, memotong kuku yang sudah panjang, menyuapi mereka, dan memijat, sehingga para lansia menjadi senang, merasa terhibur dan dapat memiliki motivasi dalam menjalani kehidupan bersama sesama para lansia walaupun jauh dari sanak saudara.
Ke-10 mahasiswa Fakultas Farmasi Ubaya yang turut andil dalam bakti sosial ini yakni Erika Suhadi, M. Hardika Adi Saputra, Nurul Pracahyaning Kusuma, Alin Rahmadia, Cecilia Ratih, Rahma Kasih, Dinda Nurfatila, Rama Danu Saputra, Frida Ika, dan M. Ilmawan Abdillah.
"Senang bisa mengikuti kegiatan bakti sosial ini, selain bisa membantu para lansia di sisi lain karena nantinya farmasi akan berhubungan dengan pasien, dan akan berhadapan langsung dengan para lansia juga jadi penasaran saja," kata Erika Suhadi, salah satu mahasiswa Fakultas Farmasi Ubaya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015