Bojonegoro (Antara Jatim) - Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan sebanyak 1.157 calon haji daerah setempat yang berangkat haji tahun ini tidak ada yang berangkat lewat travel, tapi semuanya lewat kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH).
   
"Tidak ada calon haji Bojonegoro yang berangkat musim haji tahun ini lewat "travel and tour"," kata Kasi Penyelenggara Haji dan Umroh Kemenag Bojonegoro Wachid Priyono, di Bojonegoro, Kamis.
   
Meski demikian, menurut dia, Kalau memang satu korban calon haji dalam musibah di Mina ada yang dari Bojonegoro, kemungkinannya untuk keberangkatannya lewat "tour and travel" yang ada di kota-kota besar.
   
"Informasi yang saya terima Safara Tour and Travel Bojonegoro hanya perwakilan yang menerima pendaftaran kemudian keberangkatannya dari Surabaya," jelas dia.
   
Yang jelas, menurut dia, kalau ada calon haji pada musim haji tahun ini yang berangkat melalui "tour and travel", untuk datanya tidak ada di Kemenag.
   
"Di Kemenag tidak ada data calon haji yang berangkat lewat tour and travel. Semuanya lewat KBIH," tandasnya.
   
Oleh karena itu, menurut dia, kalau memang benar ada satu korban meninggal calon haji asal Bojonegoro, dalam musibah di Mina, maka untuk penanganannya tidak dibawah Kemenag daerahnya.
   
"Kewenangan penanganannya ada di Kanwil Kemenag lokasi keberangkatan calon haji itu," tandasnya.
   
Ia mengaku sudah mencoba menghubungi petugas haji yang mengantarkan calon haji daerahnya di Tanah Suci.
   
"Saya sudah menghubungi petugas kemenag di Tanah Suci lewat telepon selular untuk meminta kejelasan soal musibah di Mina, tapi belum memperoleh jawaban," ucapnya.
   
Satu korban Indonesia yang meninggal dalam musibah jamaah terinjak-injak di Jalan Arab 204, Mina, adalah jamaah yang berasal dari Bojonegoro, Jawa Timur.
   
Pantauan tim Media Center Haji (MCH) yang ikut dengan rombongan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin ke Rumah Sakit Al-Jisr yang ada hanya berupa selendang bertuliskan Safara Tour and Travel Bojonegoro.
   
Selain itu, ditangan korban ada  gelang bertulis Maktab 2. Gelang logam yang menjadi identitas jamaah yang berisi nama, passpor, embarkasi, serta nomor kloter, tidak ditemukan pada jamaah laki-laki tersebut. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015