Surabaya (Antara Jatim) - Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Timur meminta masyarakat untuk berhati-hati dengan penipuan bermodus telepon yang mengatasnamakan petugas atau polisi untuk memberitahu keluarga korban musibah alat derek (crane) jatuh di Tanah Suci (11/9).
"Jangan mudah percaya bila ada telepon atas nama polisi atau petugas yang memberitahu adanya korban crane atau kecelakaan di Tanah Suci yang ujung-ujungnya minta transfer uang," kata Kahumas Kanwil Kemenag Jatim Drs H Mahsun Zain di Surabaya, Senin.
Ia menjelaskan modus penipuan seperti itu sudah memakan korban dari keluarga Fathurrohman (petugas TPHD Magelang) yang keluarganya dimintai transfer sejumlah uang biaya pengobatan akibat kecelakaan crane di Mekkah.
"Karena panik, keluarga langsung melakukan transfer ke rekening milik penipu yang mengaku dari petugas berwajib. Astaghfirullah, orang zaman sekarang yang mencari keuntungan dengan memanfaatkan musibah seseorang," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap masyarakat untuk tidak mudah menerima informasi yang mengatasnamakan petugas atau polisi, namun langsung mengonfirmasikan kepada petugas haji di Kemenag setempat yang akan melakukan cek silang ke Tanah Suci untuk kebenarannya.
Hingga Senin (14/9) dini hari tercatat calon haji Indonesia yang meninggal dunia akibat musibah crane jatuh di Masjidil Haram, Mekkah bertambah tiga orang, menjadi 10 orang. Ketiganya merupakan nama baru yang tidak masuk daftar korban luka sebelumnya.
Kepala Daerah Kerja (Daker) PPIH Mekkah, Arsyad Hidayat, menyebut tiga nama baru adalah Sriyana Marjosihono asal Kloter SOC 27, Masadi Saiman Tarimin asal Kloter SUB 38, dan Siti Rukayah Abdu Samad asal Kloter SUB 39). (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Jangan mudah percaya bila ada telepon atas nama polisi atau petugas yang memberitahu adanya korban crane atau kecelakaan di Tanah Suci yang ujung-ujungnya minta transfer uang," kata Kahumas Kanwil Kemenag Jatim Drs H Mahsun Zain di Surabaya, Senin.
Ia menjelaskan modus penipuan seperti itu sudah memakan korban dari keluarga Fathurrohman (petugas TPHD Magelang) yang keluarganya dimintai transfer sejumlah uang biaya pengobatan akibat kecelakaan crane di Mekkah.
"Karena panik, keluarga langsung melakukan transfer ke rekening milik penipu yang mengaku dari petugas berwajib. Astaghfirullah, orang zaman sekarang yang mencari keuntungan dengan memanfaatkan musibah seseorang," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap masyarakat untuk tidak mudah menerima informasi yang mengatasnamakan petugas atau polisi, namun langsung mengonfirmasikan kepada petugas haji di Kemenag setempat yang akan melakukan cek silang ke Tanah Suci untuk kebenarannya.
Hingga Senin (14/9) dini hari tercatat calon haji Indonesia yang meninggal dunia akibat musibah crane jatuh di Masjidil Haram, Mekkah bertambah tiga orang, menjadi 10 orang. Ketiganya merupakan nama baru yang tidak masuk daftar korban luka sebelumnya.
Kepala Daerah Kerja (Daker) PPIH Mekkah, Arsyad Hidayat, menyebut tiga nama baru adalah Sriyana Marjosihono asal Kloter SOC 27, Masadi Saiman Tarimin asal Kloter SUB 38, dan Siti Rukayah Abdu Samad asal Kloter SUB 39). (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015