Surabaya (Antara Jatim) - Gerakan Rakyat Surabaya (GRS) menyarankan tim pemenangan pasangan Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana tak meremehkan bakal calon wali kota Rasiyo dan wakilnya Dhimam Abror dalam menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) setempat 2015.
"Pak Rasiyo dan Dhimam Abror bukan pasangan sembarangan dan akan menjadi lawan tangguh sehingga tim Risma tidak boleh meremehkan," ujar Ketua GRS Mat Mochtar kepada wartawan di Surabaya, Rabu malam.
Ia mengakui sampai saat ini nama pasangan petahana tersebut masih "di atas angin", namun situasi politik selama empat bulan menjelang Pilkada bisa berubah.
Menurut dia, kesiapan tim pemenangan Rasiyo-Abror, terutama dari partai politik pengusungnya yaitu Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN) sangat matang karena mampu menampilkan tokoh yang menjadi penantang tangguh.
Tokoh masyarakat Surabaya tersebut mengakui Rasiyo sebagai orang berpengaruh, terutama di kalangan birokrat dan pendidikan, mengingat pernah menjabat sebagai Sekretaris Daerah Provinsi Jatim dan Dinas Pendidikan Jatim.
"Kalau tim Risma lengah maka bukan tidak mungkin kejadian di DKI Jakarta terulang, yang mana Fauzi Bowo dikalahkan Joko Widodo yang tergolong sebagai penantang petahana," katanya.
Secara khusus ia juga mengapresiasi Dhimam Abror karena dinilai sebagai tokoh yang sangat peduli demokrasi setelah legowo dijadikan bakal calon wakil wali kota meski awalnya calon wali kota.
"Pak Abror contoh sosok yang negarawan. Ia rela turun pangkat demi menyelematkan demokrasi di Surabaya. Saya sangat mengapresiasi dan mengacungkan jempol untuk beliau," ucapnya.
Sementara itu, sebagai elemen pendukung Risma-Whisnu, Mat Mochtar mengaku akan "all out" memenangkan Pilkada yang digelar 9 Desember mendatang.
"Kami akan datang dari satu pintu ke pintu lain untuk mengabarkan dan sosialisasi keberhasilan Rismaharini Selama memimpin Surabaya, seperti bebas banjir, hijau, taman di mana-mana, dan yang paling fenomenal adalah penutupan dolly," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Pak Rasiyo dan Dhimam Abror bukan pasangan sembarangan dan akan menjadi lawan tangguh sehingga tim Risma tidak boleh meremehkan," ujar Ketua GRS Mat Mochtar kepada wartawan di Surabaya, Rabu malam.
Ia mengakui sampai saat ini nama pasangan petahana tersebut masih "di atas angin", namun situasi politik selama empat bulan menjelang Pilkada bisa berubah.
Menurut dia, kesiapan tim pemenangan Rasiyo-Abror, terutama dari partai politik pengusungnya yaitu Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN) sangat matang karena mampu menampilkan tokoh yang menjadi penantang tangguh.
Tokoh masyarakat Surabaya tersebut mengakui Rasiyo sebagai orang berpengaruh, terutama di kalangan birokrat dan pendidikan, mengingat pernah menjabat sebagai Sekretaris Daerah Provinsi Jatim dan Dinas Pendidikan Jatim.
"Kalau tim Risma lengah maka bukan tidak mungkin kejadian di DKI Jakarta terulang, yang mana Fauzi Bowo dikalahkan Joko Widodo yang tergolong sebagai penantang petahana," katanya.
Secara khusus ia juga mengapresiasi Dhimam Abror karena dinilai sebagai tokoh yang sangat peduli demokrasi setelah legowo dijadikan bakal calon wakil wali kota meski awalnya calon wali kota.
"Pak Abror contoh sosok yang negarawan. Ia rela turun pangkat demi menyelematkan demokrasi di Surabaya. Saya sangat mengapresiasi dan mengacungkan jempol untuk beliau," ucapnya.
Sementara itu, sebagai elemen pendukung Risma-Whisnu, Mat Mochtar mengaku akan "all out" memenangkan Pilkada yang digelar 9 Desember mendatang.
"Kami akan datang dari satu pintu ke pintu lain untuk mengabarkan dan sosialisasi keberhasilan Rismaharini Selama memimpin Surabaya, seperti bebas banjir, hijau, taman di mana-mana, dan yang paling fenomenal adalah penutupan dolly," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015