Kediri (Antara Jatim) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengawasi proses eksploitasi sumber energi berupa panas bumi atau "Geothermal" yang dilakukan di dua lokasi wilayah Jatim yaitu di Ponorogo dan Bondowoso.
"Ini sudah memasuki tahun kedua. Kami terus mengawasi proses ekspolitasi itu, walaupun untuk pelaksanaan dilakukan pihak ketiga," kata Kepala Seksi Pengawasan Bidang Energi dan Kelistrikan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jatim Wahyudi saat di Kediri, Rabu.
Wahyudi yang menghadiri kegiatan sosialisasi penghematan energi di Kabupaten Kediri mengatakan potensi energi yang dihasilkan dari "Geothermal" di Jatim cukup tinggi. Secara total, ada 13 lokasi yang terdapat kandungan Geothermal, namun untuk saat ini masih fokus eksploitasi di dua daerah tersebut. Lokasi itu terdapat di Kabupaten Ponorogo dan Bondowoso.
Potensi kandungan Geothermal di Ngebel, Kabupaten Ponorogo, cukup menggiurkan. Diprediksi panas bumi di daerah itu mampu menghasilkan daya listrik sekitar 165 megawatt atau mampu memenuhi kebutuhan listrik sampai 330 ribu sambungan rumah. Kegiatan eksploitasi tersebut dilakukan pihak ketiga, Bakrie Group.
Sementara itu, kandungan panas bumi di Kabupaten Bondowoso juga cukup besar. Kawasan ekplorasi dan eksploitasi panas bumi itu seluas 62.000 hektare (ha) yang meliputi kawasan hutan lindung dan cagar alam. Untuk kegiatan eksploitasi di daerah itu dilakukan oleh PT Medco Energi.
PT Medco Power Indonesia telah memenangi lelang proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Ijen untuk II tahap masing - masing berkapasitas 55 Mega Watt. Harga jual Geothermal di PLTP Ijen sebesar 8,55 sen dolar AS per kWh.
Walaupun diperkirakan mengandung 250 Mega Watt bila dikonversikan menjadi energi listrik, untuk mengawalinya perusahaan itu mengeksplorasi baru 110 Mega Watt.
Wahyudi berharap dengan adanya eksplorasi serta eksploitasi energi panas bumi tersebut ke depannya bisa menjadi sumber energi lain, menggantikan sumber energi dari fosil yang semakin lama semakin berkurang.
Di Jatim, masih ada sejumlah daerah yang belum ada jaringan listrik. Diharapkan, dengan adanya sumber energi terbarukan itu, dapat diolah dan menerangi sejumlah daerah yang belum ada sambungan listriknya.
"Harapannya nanti bisa menggantikan sumber energi fosil yang makin lama makin berkurang. Di daerah pelosok, pegunungan masih ada yang belum terjangkau (energi listrik)," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Ini sudah memasuki tahun kedua. Kami terus mengawasi proses ekspolitasi itu, walaupun untuk pelaksanaan dilakukan pihak ketiga," kata Kepala Seksi Pengawasan Bidang Energi dan Kelistrikan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jatim Wahyudi saat di Kediri, Rabu.
Wahyudi yang menghadiri kegiatan sosialisasi penghematan energi di Kabupaten Kediri mengatakan potensi energi yang dihasilkan dari "Geothermal" di Jatim cukup tinggi. Secara total, ada 13 lokasi yang terdapat kandungan Geothermal, namun untuk saat ini masih fokus eksploitasi di dua daerah tersebut. Lokasi itu terdapat di Kabupaten Ponorogo dan Bondowoso.
Potensi kandungan Geothermal di Ngebel, Kabupaten Ponorogo, cukup menggiurkan. Diprediksi panas bumi di daerah itu mampu menghasilkan daya listrik sekitar 165 megawatt atau mampu memenuhi kebutuhan listrik sampai 330 ribu sambungan rumah. Kegiatan eksploitasi tersebut dilakukan pihak ketiga, Bakrie Group.
Sementara itu, kandungan panas bumi di Kabupaten Bondowoso juga cukup besar. Kawasan ekplorasi dan eksploitasi panas bumi itu seluas 62.000 hektare (ha) yang meliputi kawasan hutan lindung dan cagar alam. Untuk kegiatan eksploitasi di daerah itu dilakukan oleh PT Medco Energi.
PT Medco Power Indonesia telah memenangi lelang proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Ijen untuk II tahap masing - masing berkapasitas 55 Mega Watt. Harga jual Geothermal di PLTP Ijen sebesar 8,55 sen dolar AS per kWh.
Walaupun diperkirakan mengandung 250 Mega Watt bila dikonversikan menjadi energi listrik, untuk mengawalinya perusahaan itu mengeksplorasi baru 110 Mega Watt.
Wahyudi berharap dengan adanya eksplorasi serta eksploitasi energi panas bumi tersebut ke depannya bisa menjadi sumber energi lain, menggantikan sumber energi dari fosil yang semakin lama semakin berkurang.
Di Jatim, masih ada sejumlah daerah yang belum ada jaringan listrik. Diharapkan, dengan adanya sumber energi terbarukan itu, dapat diolah dan menerangi sejumlah daerah yang belum ada sambungan listriknya.
"Harapannya nanti bisa menggantikan sumber energi fosil yang makin lama makin berkurang. Di daerah pelosok, pegunungan masih ada yang belum terjangkau (energi listrik)," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015