Jember - Menikmati keindahan objek wisata pantai menjadi salah satu pilihan bagi wisatawan yang suka dengan destinasi wisata alam karena suasana laut yang tenang dan deburan ombak dapat melepas kejenuhan.

Melongok wisata pantai di Kabupaten Jember, mungkin nama Pantai Payangan belum begitu familiar dan terkenal seperti Pantai Watu Ulo dan Pantai Pasir Putih Malikan (Papuma) yang sudah populer lebih dulu.

Namun, dalam beberapa bulan terakhir, bahkan saat libur Lebaran lalu, pantai yang berada di Dusun Payangan, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember tersebut dipadati ribuan pengunjung baik lokal maupun luar daerah yang penasaran dengan keeksotisan pantai selatan Jember itu.

Keindahan Pantai Payangan tersebut cukup unik karena terdapat empat garis pantai, tiga buah bukit dan sebuah pulau yang membuat pemandangan di pantai selatan itu menjadi semakin cantik nan memukau.

"Pantai Payangan memang memiliki potensi wisata yang bagus karena masih alami dan eksotika bebatuan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, sehingga kami berencana mengelola pantai untuk mengembangkan destinasi wisata itu" kata Kasi Penyuluhan dan Pemasaran Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Jember, Deta Iramakasih.

Pantai Payangan memiliki hamparan pasir hitam yang diselingi beberapa rumput yang tumbuh di pinggir pantainya, bahkan wisatawan dapat berburu keelokan matahari terbit (sunrise) dan tenggelam (sunset) dari pantai tersebut.

Ia mengakui Pantai Payangan belum dikelola secara resmi, namun pantai berpasir hitam itu memiliki potensi wisata yang bagus, sehingga ke depan perlu perawatan dan pemeliharaan serta pengembangan yang baik untuk menarik wisatawan.

"Kami sudah mengumpulkan kepala desa, camat, para pelaku wisata dan penggiat lingkungan hidup untuk mengembangkan pengelolaan Pantai Payangan sebagai objek wisata yang lebih baik," tuturnya.

Berkunjung ke Pantai Payangan tidak kalah menariknya dengan pantai-pantai di Pulau Belitong yang dijadikan lokasi syuting film "Laskar Pelangi". Di pantai Dusun Payangan itu juga terdapat batu-batu cantik seperti pantai-pantai di Belitong, bahkan batu karang itu sering dijadikan pijakan oleh pengunjung untuk melompat dan bermain ke dalam air.

Tidak hanya eksotisme pantai selatan yang disuguhkan di Pantai Payangan, pengunjung juga bisa melihat lebih dekat aktivitas mayoritas penduduk di sekitar pantai yang berprofesi sebagai nelayan. 

Di pantai itu, pengunjung juga bisa menyaksikan aktivitas para nelayan seperti memperbaiki jaring yang digunakan untuk menangkap ikan atau memperbaiki perahu, bahkan kalau beruntung bisa menyaksikan dari dekat proses pembuatan terasi secara tradisional.

Untuk mendapatkan pemandangan yang terbaik, pengunjung bisa mendaki bukit Gunung Sembojo atau Bukit Wedhus, namun pendakian tersebut sedikit menguras energi karena tipe tanahnya berbatu dan berpasir, sehingga mudah terpeleset.

"Pemandangannya luar biasa karena di puncak Bukit Gunung Sembojo, kami bisa melihat garis pantai yang panjang, bukit padang savana yang hijau, serta lautan biru yang luas," kata salah seorang pengunjung asal Surabaya, Wisnu.

Usai mendaki sekitar 5-10 menit di Bukit Gunung Sembojo, rasa capek dan penat akan rutinitas sehari-sehari seakan hilang setelah melihat eksotisme Pantai Payangan disertai angin sepoi-sepoi yang semakin membuat rileks pengunjung.

"Pemerintah dan masyarakat setempat perlu sedini mungkin memikirkan pengelolaan pantai selatan Jember itu karena selama ini belum dikelola secara resmi, sehingga sejumlah sarana dan prasarana penunjang objek wisata perlu dibangun untuk melengkapi pengelolaan wisata dengan baik," tutur karyawan swasta di Surabaya itu.

Hutan Mangrove
Tidak hanya keindahan laut dan aktivitas nelayan yang dapat disuguhkan di Pantai Payangan, kelompok nelayan di Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu juga mengembangkan ekowisata bahari dengan pelestarian hutan mangrove (bakau) di Pantai Payangan untuk menarik wisatawan.

"Pelestarian hutan mangrove merupakan bagian pengembangan ekowisata bahari yang digarap sejumlah nelayan, agar Pantai Payangan memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan," kata anggota kelompok nelayan "Lumba-Lumba" di desa setempat, Abdurrahman Saleh.

Selain menjadi objek wisata, lanjut dia, budidaya mangrove dapat mencegah terjadinya abrasi dan sebagai penahan gelombang besar, sehingga kawasan pesisir Pantai Payangan aman dari ombak besar yang merupakan ciri khas ombak pantai selatan.

"Di pesisir selatan Jember merupakan salah satu daerah yang berpotensi terjadi bencana gelombang tsunami dan sering terjadi gempa kecil, sehingga diharapkan dengan pengembangan hutan mangrove dapat menahan gelombang tsunami kecil," paparnya.

Wisatawan yang berkunjung ke kawasan hutan bakau juga akan diajak menanam sebagai bentuk kepedulian terhadap pelestarian hutan mangrove di Pantai Payangan, bahkan kegiatan itu bisa menjadi edukasi bagi masyarakat luas.

"Nelayan di sini sudah menanam sekitar 1.000 pohon dan saat ini sudah berusia satu hingga lima tahun, namun kami terus mengajak wisatawan untuk menanam bakau tanpa henti," tuturnya.

Ia berharap kawasan hutan bakau di pesisir Pantai Payangan dapat menjadi tempat belajar bagi masyarakat umum tentang budidaya mangrove dan manfaatnya, sehingga di pesisir pantai lain juga dikembangkan hal yang sama.

Bagi anda yang kebetulan singgah di Kabupaten Jember, tidak ada salahnya mengunjungi destinasi wisata Pantai Payangan yang cukup eksotis dengan empat pantai, tiga bukit, dan satu pulau kecil.

Tidak ada tiket masuk di Pantai Payangan karena belum dikelola secara resmi, namun pengunjung hanya membayar jasa parkir kendaraan sebesar Rp3.000 untuk kendaraan roda dua dan Rp5.000 untuk kendaraan roda empat, namun tarif tersebut kadang berubah sewaktu-waktu.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015