Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) tak hanya akan bersinggungan dengan dunia ekonomi semata, tetapi semua sendi profesi, termasuk "Public Relations" atau Humas. "Tak perlu gentar menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean. Kita jangan menjadi jago kandang, MEA menjadi peluang PR Indonesia untuk mengembangkan profesi di negara lain," ucap Donna M Priadi, Communications and Relations Manager, Pertamina PHE ONWJ and PHE WMO. Ia mengemukakan hal itu dalam "Round Table Discussion" bertema "Public Relations Challenge and Media Contributions in Asean Community" yang digelar Universitas Kristen Petra (UKP) Surabaya di Suara Surabaya Center, 8 Mei lalu. "Karena itu, praktisi PR wajib terus dan terus mengasah kompetensi dan keterampilan mereka," tuturnya dalam acara yang juga menampilkan pembicara lain, Errol Jonathan (CEO Suara Surabaya Media) dan Abdul Rokhim (Vice of Chief Editor Harian Jawa Pos). Ke depan, ujar Donna, peran praktisi "Public Relations" akan semakin penting dalam mengembangkan citra perusahaan atau institusi dalam memenangkan persaingan global. "Manfaatkan internet, asah kompetensi, harus tahu apa yang terjadi pada dunia bisnis yang kita geluti, karena itu harus open minded, percaya diri, jangan takut pada orang asing. Menangkan persaingan," paparnya. Dalam acara yang juga menampilkan Dr Ishadi SK (Trans Group) dan David Santoso (Chairman of Region Tourism Promotion Corporation in Malang Regency) itu, ia menambahkan tugas utama praktisi PR menjadi ujung tombak perusahaan agar punya citra positif. "PR sekaligus menjadi benteng perusahaan agar seluruh bagian di perusahaan bisa bekerja dengan tenang dan lebih produktif serta kreatif," ungkapnya dalam acara memperingati Hari Ulang Tahun ke-14 Prodi Komunikasi UKP itu. Untuk menjadi PR andal memang tidak mudah, terlebih banyak yang menganggap PR hanya berkait dengan aspek marketing. "Untuk bisa berperan maksimal memang butuh jam terbang, kesediaan terus menerus belajar dan harus memiliki rasa percaya diri tinggi. Jangan menunggu, harus ada inisiatif," jelasnya. Kuncinya, kuasai seluk beluk industri tempat bekerja. "Jangan cuman kulitnya, tetapi hingga ke inti bisnisnya. Seorang PR juga harus tahu dunia luar. Datanya harus akurat agar bisa memberi masukan yang benar pada manajemen dan sekaligus bisa menjadi juru bicara perusahaan yang andal," tandasnya. Setelah menguasai segala data, seorang PR yang andal juga diwajibkan menjalin relasi yang baik dengan seluruh pemangku kepentingan, khususnya media massa. Hanya dengan relasi baik, seorang PR akan bisa menangani krisis di perusahaannya secara lebih baik. "Kalau PR tidak kenal media, pasti susah saat menghadapi krisis media. Kalau sudah kenal, seorang PR bisa menghubungi wartawan atau bahkan setingkat redaktur agar pemberitaan cover both site," kilah Donna. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015