Bojonegoro (Antara Jatim) - Sejumlah pedagang di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan harga beras panenan baru, juga beras jatah warga miskin, mulai naik, karena pengaruh panen tanaman padi sudah berakhir sejak dua pekan lalu. "Berakhirnya panen tanaman padi di Bojonegoro dan Tuban, juga hujan yang masih sering turun memicu harga beras naik," kata seorang pedagang beras di Pasar Banjarjo, Kecamatan Kota, Bojonegoro Aries Waris di Bojonegoro, Senin. Ia menyebutkan harga pembelian beras panenan baru dari penggilingan padi di daerahnya, yang semula Rp7.100/kilogram, naik menjadi Rp7.300/kilogram. Bahkan, lanjut dia, kenaikan pembelian harga beras jatah warga miskin cukup tajam, yang semula Rp5.000/kilogram, naik menjadi Rp6.500/kilogram. "Banyak mitra kerja Bulog Subdivre III Bojonegoro yang juga melakukan pembelian beras jatah warga miskin, karena untuk dicampur dengan beras panenan baru," jelas seorang pedagang beras lainnya di pasar setempat, Sakip. Menurut Sakip, beras jatah warga miskin dibutuhkan untuk campuran, sebab kadar airnnya rendah, sedangkan beras panenan baru kadar airnya cukup tinggi, karena hujan masih sering turun. "Beras jatah warga miskin dibutuhkan, sebab untuk menyesuaikan kadar air beras yang dimasukkan ke bulog agar sesuai standar 15 persen," paparnya. Meski demikian, kata Aries dan Sakip, harga beras kualitas poles produksi lokal dan Tuban, tidak ada perubahan tetap stabil berkisar Rp8.500-Rp9.500/kilogram. "Beras poles bisa stabil, sebab stok beras di penggilingan padi masih banyak," tandasnya. Namun, menurut Sakip, harga berbagai macam jenis beras di daerahnya akan cenderung naik, apalagi menjelang Puasa Ramadhan. "Menjelang Puasa Ramadhan harga beras akan naik, sebab sampai Puasa Ramadhan tidak ada panen tanaman padi," ujarnya. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bojonegoro Basuki, menjelaskan stok beras di daerahnya mencukupi, bahkan berlebih dengan harga beras kualitas medium berkisar Rp7.800-Rp8.000/kilogram di tingkat pengecer. "Meskipun panen sudah berakhir, tapi stok beras di Bojonegoro, baik di petani dan pedagang masih banyak, sehingga tidak terjadi gejolak harga," katanya, menegaskan.(*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015