Jember (Antara Jatim) - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Jember, Jawa Timur, memprediksi angka inflasi pada April 2015 cukup tinggi yakni sekitar 0,40 persen, sehingga secara tahunan sebesar 5,82 persen. "Tingginya angka inflasi disebabkan kebijakan pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar minyak jenis premium dan solar sebesar Rp500 per liter yang diberlakukan mulai 28 Maret 2015," kata Wakil Ketua TPID Jember Achmad Bunyamin di Jember, Selasa. Selain naiknya harga BBM, kata dia, nilai rupiah yang terus melemah dapat mendorong terjadinya angka inflasi, khususnya komoditas berbahan baku impor seperti kelompok makanan jadi. "Pemicu angka inflasi lainnya yakni tarif kereta api kelas ekonomi jarak menengah dan jauh yang mengalami kenaikan sejak 1 April 2015," tuturnya. Sedangkan faktor positif yang dapat menekan laju inflasi di Jember adalah berlangsungnya masa panen yang dimulai bulan Maret hingga Juni 2015. Menurut Achmad, TPID sudah memberikan sejumlah rekomendasi untuk menekan laju angka inflasi pada April yakni melakukan sinergi antarlembaga dalam menyerap padi petani, pemanfaatan barang bukti pupuk yang disita oleh kepolisian, agar dimanfaatkan petani melalui proses lelang, dan peningkatan penyerapan anggaran pemerintah kabupaten pada awal tahun. "Kami berharap semua pihak melakukan rekomendasi yang disampaikan TPID dalam rapat koordinasi yang dilakukan di Kantor Bank Indonesia setiap awal bulan, agar angka inflasi pada April bisa ditekan," katanya. Sebelumnya, pada bulan Maret 2015, seluruh kabupaten/kota IHK di Jawa Timur mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Surabaya sebesar 0,36 persen, diikuti oleh Malang (0,34 persen), Sumenep (0,34 persen), Kediri (0,28 persen), Madiun (0,27 persen), Jember (0,15 persen), Banyuwangi (0,09 persen) dan Probolinggo (0,02 persen).(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015