Jember (Antara Jatim) - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Jember, Jawa Timur, memprediksi inflasi di kabupaten setempat pada Maret 2015 mencapai angka 0,24 persen. "Jember diperkirakan akan mengalami inflasi sebesar 0,24 persen (mtm), sehingga secara tahunan inflasi Jember diprediksi sebesar 5,56 persen," kata Wakil Ketua TPID Jember, Achmad Bunyamin, di Kabupaten Jember, Selasa. Menurut dia, risiko inflasi tergolong tinggi karena kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) premium dan solar, sehingga berdampak pada komoditas lainnya. Selain itu, adanya kebijakan kenaikan harga elpiji 12 kilogram sebesar Rp5.000 per tabung dari sebelumnya sebesar Rp129.000 per tabung. "Mengingat berdasarkan historisnya, kenaikan BBM direspon dengan kenaikan inflasi di sejumlah daerah, termasuk di Jember," tuturnya. Ia menjelaskan penyebab inflasi yang terjadi pada bulan Maret 2015 disebabkan beberapa faktor yakni nilai tukar rupiah yang terus melemah, kenaikan BBM jenis premium dan solar yang terjadi dua kali dalam sebulan, serta kenaikan harga elpiji ukuran 12 kilogram. "Menguatnya dolar AS juga memengaruhi angka inflasi karena menyebabkan harga komoditas berbahan baku impor seperti makanan jadi naik juga," paparnya. Kendati demikian, lanjut dia, ada beberapa poin penting untuk menekan laju inflasi pada Maret 2015 yakni musim panen padi dan cabai, kemudian tarif kereta api yang mengalami penurunan, dan kebijakan pemerintah untuk menurunkan tarif tenaga listrik. Sebelumnya Jember mengalami deflasi sebesar 0,54 persen pada Februari 2015 yang didorong oleh kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Deflasi (mtm) pada Februari 2015 yang terjadi di Kabupaten Jember lebih tinggi dibandingkan deflasi di Jawa Timur sebesar -0,52 persen dan nasional -0,36 persen.(*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015