Banyuwangi (Antara Jatim) - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Banyuwangi Agus Siswanto mengemukakan seiring menggeliatnya sektor pariwisata dan investasi di daerah itu berdampak pada pendapatan per kapita masyarakat yang terus membaik.
"Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pendapatan per kapita masyarakat Banyuwangi pada 2013 mencapai Rp21,84 juta per orang per tahun. Angka itu lebih tinggi dari kabupaten-kabupaten lain, seperti Kabupaten Malang sekitar Rp19 juta dan Jember sekitar Rp 16 juta," katanya di Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu.
Agus mengatakan, sektor pertanian di Banyuwangi yang cukup melimpah bisa menjadi sandaran dari kenaikan harga sejumlah hasil pertanian. Banyuwangi selama ini dikenal sebagai salah satu produsen utama beras dan cabai. Sebagai produsen, ketersediaan komoditas itu dalam jumlah yang cukup memberikan andil dalam menekan harga.
"Kami berharap tahun ini inflasi bisa ditekan, dan di sisi lain pendapatan masyarakat dapat ditingkatkan. Selain program-program berkelanjutan sektor pertanian, kami juga menggenjot pariwisata," katanya.
Menurut dia, langkah itu efektif untuk mendatangkan uang ke Banyuwangi. Apalagi tahun ini banyak agenda di daerah itu, seperti Banyuwangi Festival dan Pekan Olahraga Provinsi Jawa Timur, sehingga banyak orang berdatangan ke Banyuwangi.
Selain itu Agus juga mengemukakan bahwa sepanjang 2014, laju kenaikan harga barang dan jasa atau inflasi di Kabupaten Banyuwangi tercatat sebagai yang terendah di Jawa Timur, yakni 6,59 persen.
Dia mengatakan berdasarkan data BPS, inflasi tertinggi ditempati oleh Malang 8,14 persen, disusul Sumenep 8,04, dan Surabaya 7,90 persen. Tingkat inflasi Banyuwangi juga di bawah rata-rata inflasi nasional 2014 yang mencapai 8,36 persen.
Menurut dia, tingkat inflasi yang rendah merepresentasikan terjaganya daya beli masyarakat yang terus membaik. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015