Bojonegoro (Antara Jatim) - Camat Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Moch. Tarom, mengatakan Desa Beji, Kecamatan Kedewan, merupakan daerah yang selalu dilanda banjir bandang karena hutan jati di daerah setempat sudah gundul. "Desa Beji, Kecamatan Kedewan, selalu rutin setiap tahun dilanda banjir bandang," katanya, di Bojonegoro, Kamis. Oleh karena itu, menurut dia, warga di desa setempat yang baru saja dilanda banjir bandang sehari lalu, tetap mengkhawatirkan akan terjadi banjir bandang susulan, kalau terjadi hujan lebat. "Kalau terjadi hujan lebat, jelas akan menimbulkan banjir bandang lagi di desa setempat, sebab hutan di kawasan setempat sudah habis," katanya, menegaskan. Ia menjelaskan banjir bandang yang melanda Desa Beji, Kecamatan Kedewan, mengakibatkan 70 rumah warga terendam air dengan ketinggian sekitar 1 meter, di antaranya, satu rumah warga roboh. Selain itu, lanjut dia, banjir bandang juga menerjang sekitar 15 hektare tanaman padi dengan usia sekitar 15 hari. "Banjir bandang berlangsung sekitar tiga jam, kemudian surut. warga sempat mengungsi ketika terjadi banjir, tapi saat ini sudah kembali ke rumahnya masing-masing," jelas dia. Ia memperkirakan kerugian banjir bandang mencapai Rp57 juta, terbesar akibat rusaknya tanaman padi. Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro Sukirno, membenarkan kejadian banjir bandang di Desa Beji, Kecamatan Kedewan, sehari lalu. "Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD langsung meluncur ke lokasi kejadian untuk melakukan pengamanan kepada warga korban banjir bandang," ucapnya. Yang jelas, katanya, kejadian banjir bandang di Desa Beji, Kecamatan Kedewan tidak menimbulkan korban jiwa. "Kami tetap meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi ancaman banjir baik luapan Bengawan Solo, juga banjir bandang, sebab curah hujan Januari ini cukup tinggi," paparnya. Ia menambahkan di daerahnya telah terjadi beberapa kali banjir bandang, antara lain, di sejumlah desa di Kecamatan Gondang, Malo, dan Kepohbaru, yang disebabkan curah hujan tinggi, pada Desember 2014. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015