Oleh Muhammad Razi Rahman Jakarta (Antara) - Komisi untuk orang hilang dan korban tindak kekerasan (Kontras) mendesak agar pihak aparat terkait dapat mengusut tuntas penembakan Mahtur Husairi, aktivis yang giat melakukan advokasi kasus korupsi di Pulau Madura. "Kami meminta, pihak Kepolisian Republik Indonesia untuk mengusut tuntas kasus penembakan terhadap Mahtur Husairi," kata Koordinator Badan Pekerja Kontras Haris Azhar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu. Kontras mengecam tindakan biadab penembakan terhadap Mahtur Husairi yang diberitakan giat dalam melakukan advokasi kasus korupsi, termasuk kasus korupsi yang dilakukan oleh Ketua DPRD Bangkalan Fuad Amin Imron. Haris berpendapat, tindakan itu sangat patut diduga terkait erat dengan upaya pengungkapan korupsi yang dilakukannya di daerah Bangkalan. "Penembakan terhadap aktivis antikorupsi adalah bentuk teror terhadap demokrasi. Karena demokrasi antiterhadap kekerasan dan antiterhadap korupsi," tandasnya. Ia mengungkapkan, berdasarkan catatan Kontras, peristiwa penembakan dan kekerasan terhadap aktivis antikorupsi pernah terjadi di daerah yang sama pada bulan Desember 2014. Ketika itu, ujar dia, sebanyak tiga aktivis Madura Corruption Watch dibacok orang tidak dikenal. Sedangkan aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) Tama S Langkung pada tahun 2010 juga mengalami kekerasan berupa pembacokan karena melakukan advokasi terhadap 25 "rekening gendut" petinggi Polri. (*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015