Surabaya (Antara Jatim) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjadi "artis dadakan", karena banyak penggemarnya yang meminta tanda tangannya saat peluncuran buku "Tri Rismaharini" untuk menandai peringatan HUT ke-77 LKBN Antara Biro Jawa Timur di Surabaya, Sabtu. "Saya itu tidak mudah. Kehidupan yang saya jalani itu sulit. Saya ingin buku yang dibuat oleh Saudara Hakim itu bisa mengispirasi banyak orang untuk kuat," ujarnya mengomentasi buku tentang dirinya yang ditulis wartawan LKBN Antara Surabaya, Abdul Hakim,. Ia mengaku kaget saat buku tentang dirinya terbit dan banyak diterima oleh masyarakat. Meski begitu, Risma juga mengaku bangga karena buku tersebut juga merupakan salah satu bentuk pengabdiannya untuk kemajuan Kota Surabaya. "Saya itu orangnya tidak mau ditulis tentang biografi. Banyak sebetulnya yang menawari. Jawaban saya hanya singkat, itu untuk saya atau untuk Surabaya. Kalau untuk Surabaya, akan saya usahakan semampu saya," katanya. Buku berjudul "Tri Rismaharini" itu berhalaman 260 lembar dan tidak sekadar menceritakan tentang pribadi Risma, namun menonjolkan sikap Risma yang berani dan pekerja keras. Tidak hanya Risma masa kecil, tapi juga Risma yang pekerja keras, kiprahnya saat maju sebagai Surabaya Satu, menutup lokalisasai Dolly, kemelut Kebun Binatang Suarabaya, hingga pemakzulan dirinya. Isi buku tersebut sebagian besar adalah tulisan dan pengalaman penulis sebagai wartawan yang sejak awal "ngepos" atau bertugas di Pemerintah Kota Surabaya selama hampir lima tahun membuat berita soal kebijakan Wali Kota Surabaya. Buku berjudul "Tri Rismaharini" itu sendiri dinilai lebih memiliki rasa karena penulis mengalami secara langsung saat liputan. Selain itu, data-data yang diambil juga sesuai informasi yang diterima penulis sebagai wartawan. Salah satu pembaca buku Tri Rismaharini, Fiqih Arfani, mengaku buku tersebut sangat bagus sehingga layak untuk disukai banyak orang. Penulis sangat dekat sehingga mampu melukiskan sosok Tri Rismaharini. "Buku itu semakin membuktikan bahwa Bu Risma itu wanita tangguh. Semua yang ia lakukan adalah murni, bukan semata-mata pencitraan," Kata Fiqih yang juga wartawan Antara. Buku karya Abdul Hakim tersebut sangat layak untuk menjadi referensi semua pihak. Mulai dari para pejabat, akademisi, para pembuat kebijakan, dan anak didik untuk menanamkan mental tangguh. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014