Surabaya (Antara Jatim) - Sejumlah warga Kota Surabaya menyayangkan kegiatan para petugas dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya melakukan penebangan pohon tidak pada waktunya di Jalan Raya Darmo depan Taman Bungkul, Minggu (28/9), bersamaan dengan kegiatan Car Free Day (CFD). "Kok tidak mikir menebang pohon di saat banyak orang seperti ini," kata salah seorang warga Medayu Utara Surabaya, Andik saat gowes di Taman Bungkul Surabaya. Menurut dia, kegiatan petugas DKP itu bisa membahayakan warga yang melintas di bawahnya. Padahal, lanjut dia, kegiatan itu dilakukan pada pagi hari, di mana banyak warga yang mulai berdatangan melakukan aktifitas di sekitar Taman Bungkul. "Jujur, saya tidak nyaman dengan kondisi ini. Apalagi posisinya tepat di depan taman Bungkul," kata Andik. Hal sama juga dialami warga lainnya, Ansori. Ia mengatakan baru kali ini melihat ada penebangan pohon di saat Car Free Day di Taman Bungkul berlangsung. "Hampir setiap Minggu, saya datang ke sini. Tapi baru kali ini saya dibuat tidak nyaman. Apalagi suara mesin pemotong pohon, bising banget," ujarnya. Ansori mengatakan tadi ada warga yang sudah mengingatkan kepada para petugas DKP agar hati-hati supaya tidak ada warga yang terkena ranting pohon yang dipotong jatuh ke tanah. "Tapi kok kelihatanya tidak dipedulikan, mereka tetap melanjutkan pekerjaanya. Apakah kepalahnya tidak mengarahkan agar tidak menebang pohon di saat-saat ada kegiatan," katanya. Jika ada instruksi dari kepala DKP, lanjut dia, maka Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini perlu mengevaluasi kinerja dari kepala DKP. Namun, jika itu kemauan dari petugas DKP, maka perlu diberi peringatan keras. "Ya harus diberi peringatan atau sanksi yang keras. Ini menyangkut keselamatan dan kenyamanan orang banyak," katanya. Untuk itu, lanjut dia, pihaknya berharap Wali Kota Surabaya segera menegur pihak-pihak terkait atas kejadian yang tidak nyaman ini. "Saya berharap Bu Risma segera bertindak," katanya. Sementara itu, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya Chalid Bukhori hingga saat ini belum bisa dikonfirmasi. Saat dihubungi melalui ponselnya terdengar nada aktif, namun tidak diangkat. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014