Oleh Andi Jauhari
Citeureup (Antara) - Sebuah kawasan di Desa Pasirmukti, Kabupaten Bogor yang populer dengan julukan "kampung kaleng" mampu memutar uang rata-rata Rp1,35 miliar per pekan dari kegiatan kelompok usaha bersama (KUB).
"Model-model usaha seperti inilah yang perlu kita kembangkan di masyarakat sekitar dalam rangka sama-sama membangun perekonomian kerakyatan yang lebih mapan dan tahan terhadap segala macam gejolak ekonomi makro," kata Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (Heidelberg Group) Kuky Permana Kumalaputra di Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin.
Ketika meresmikan "kampung kaleng" di Kampung Dukuh, Desa Pasirmukti, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor sebagai salah satu binaan unggulan Indocement, ia menegaskan bahwa usaha kecil menengah (UKM) merupakan pilar-pilar yang sangat penting dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.
"Untuk itu, kita butuhkan kerja keras dan terus menciptakan sinergi antarkelompok masyarakat, pemerintah daerah, dan para pelaku ekonomi yang ada di sekitar masyarakat," katanya.
Untuk itu, pihaknya melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) berusaha terus untuk berpartisipasi mendorong kreatifitas masyarakat Kampung Dukuh yang mengembangkan jenis usaha berbasis kaleng itu.
"Kami membantu dalam pengembangan usaha berupa bantuan modal bergulir, pelatihan keterampilan, dan berbagai macam sarana fisik untuk merealisasikan terbentuknya wilayah 'kampung kaleng' di Desa Pasirmukti ini," katanya.
Malahan, ke depan pihaknya akan meningkatkan terus bentuk pelatihan keterampilan teknis, penambahan peralatan dan lainnya sedemikian rupa sehingga nantinya sebagian produk dari "kampung kaleng" bisa dimanfaatkan oleh Indocement, bahkan oleh industri-industri lainnya.
"Tentunya pencapaian tersebut harus didukung oleh semangat kerja yang tinggi, disiplin kerja, ketekunan, keinginan maju yang tinggi. Kita semua dididik bahwa untuk mencapai hasil baik perlu dibangun masyarakat yang tidak hanya mendambakan hasil dan pendapatan yang banyak tanpa usaha dan disiplin tinggi," katanya.
Untuk itu, Kuky Permana memberikan apresiasi kepada pelopor di "kampung kaleng" seperti Ketua KUB Rancage Dedi Ahmadi (33) serta dua sejawatnya Anwarudin (45) dan Nurman (38), yang menginisiasi terbentuknya KUB, karena sebelumnya selalu muncul kondisi persaingan tidak sehat.
Persaingan itu, berupa praktik "banting harga" atas produk mereka seperti tempat/wadah kerupuk, cetakan kue, oven dan kompor, panci, penggorengan, hingga knalpot dan aksesori mobil, sehingga merusak harga.
"Kita harapkan di Desa Dukuh ini tumbuh tokoh-tokoh lain seperti Dedi dan kawan-kawan yang terus berjuang sunguh-sungguh demi untuk kemajuan kesejahteraan masyarakat tanpa pamrih dan bekerja demi meningkatkan martabat serta kesejahteraan orang banyak," katanya.
Dedi Ahmadi sendiri menyatakan bahwa melalui pembentukan KUB yang dirintis bersama Anwaruddin dan Nurman, situasi tidak menguntungkan antarpelaku usaha bisa diakhiri.
Mereka bahkan harus mendatangi perajik dari pintu ke pintu untuk meyakinkan bahwa usaha bersama itu lebih menguntungkan ketimbang sendiri-sendiri.
Dalam perkembangannya, KUB Rancage juga mendapatkan bantuan dari Kementerian Koperasi dan UKM serta dinas terkait di Pemkab Bogor.
Menurut buku data CSR Indocement 2014 di RT03/RW01 Kampung Dukuh saat ini terdapat 135 UKM, yang memroduksi panci, kompor, kaleng kerupuk, tempat sampah, langseng, penggorengan, oven raksasa, aksesori mobil dan knalpot sepeda motor.
Setiap UKM mempunyai tenaga kerja lebih kurang empat orang, dengan total pekerja yang terserap 540 orang.
Dalam setiap UKM minimal memutar uang rata-rata Rp10 juta per pekan, sehingga dengan 135 bengkel yang ada, sekurangnya ada Rp1,35 miliar yang berputar dari kegiatan usaha berbahan baku kaleng setiap pekannya.
Sekretaris Camat Citeureup Bambang Setiawan dalam kesempatan itu mengapresiasi sumbangsih Indocement dalam program pemberdayaan masyarakat.
Di wilayah itu, ada desa lain seperti Tarikolot dan Gunungsari, yang diharapkan akan menjadikan Citeureup menjadi salah satu unggulan UKM berbahan baku kaleng itu.
Usai peresmian "kampung kaleng", Direktur SDM Indocement Kuky Permana juga meresmikan Pusat Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat (P3M) di Desa Tarjun, Kecamatan Citeureup.
P3M dengan fokus pertanian dan peternakan tersebut meski sudah beraktivitas lama, namun kompleksnya baru diresmikan bersamaan dengan HUT ke-39 Indocement, yang puncak acara peringatan akan dilaksanakan pada Kamis (14/8) mendatang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014