Bojonegoro (Antara Jatim) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan air Waduk Pacal di Kecamatan Temayang, hampir habis, karena saat ini hanya tersisa sekitar 7 juta meter kubik. "Air yang tersisa itu hanya bisa untuk memenuhi kebutuhan air irigasi pertanian di sepanjang daerah irigasinya selama tiga pekan, kalau airnya dikeluarkan sebesar 5 meter kubik/detik," kata Kasi Operasi UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, Selasa. Saat ini, katanya, air Waduk Pacal, di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, dikeluarkan sebesar 5 meter kubik/detik untuk mencukupi kebutuhan ribuan hektare areal tanaman padi di sepanjang daerah irigasinya. Bahkan, katanya, pengeluaran air sebesar 5 meter kubik per detik tersebut sudah berjalan sejak dua pekan lalu, disebabkan tanaman padi di sepanjang daerah irigasinya sedang berbuah. "Petani semula hanya meminta pasokan air satu putaran (sepekan), tetapi karena kurang mereka tetap meminta pasokan air," jelas Kasi Pengelolaan Pemanfaatan Sumber Air Dinas Pengairan Bojonegoro Rudianto. Oleh karena itu, baik Mucharom dan Rudianto, memperkirakan stok air di Waduk Pacal tersebut kalau airnya dikeluarkan sebesar 5 meter kubik/detik, akan habis dalam waktu tiga pekan. "Tapi tanaman padi musim tanam (MT) II di sepanjang daerah irigasinya masih aman tidak kekurangan air, sehingga bisa panen," tandas Rudy. Hanya saja, menurut Rudy mengimbau stok air di Waduk Pacal, tidak mungkin bisa mencukupi areal pertanian pada MT III, kalau petani tetap menanam padi. "Kami akan meminta himpunan petani pemakai air (HIPPA) menandatangani kesepakatan tidak menanam padi, tetapi menanam palawija. Kalau saja pada MT III masih ada petani yang menanam padi menjadi tanggung jawab pribadi," ucapnya, menegaskan. Waduk Pacal yang dibangun Belanda pada 1933 mampu menampung air hujan sebesar 42 juta meter kubik. Akibat faktor usia dan mengalami pendangkalan, daya tampung Waduk Pacal menyusut hanya tinggal 23 juta meter kubik dan mampu mengairi areal pertanian seluas lebih dari 16 ribu hektare. UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Solo, memperkirakan sedimen yang masuk waduk mencapai 15 ribu meter kubik per tahun, akibat rusaknya daerah tangkapan air di wilayah setempat. (*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014