Surabaya (Antara Jatim) - Kota Surabaya menargetkan penghargaan Adipura Utama pada tahun depan setelah tiga kali berturut-turut mendapatkan Piala Adipura Kencana. "Seharusnya, setelah berhasil meraih Piala Adipura Kencana untuk kali ketiga secara beruntun, maka tugas Pemkot Surabaya hanyalah diwajibkan untuk membantu daerah lain agar bisa menjadi lebih baik," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di halaman Taman Surya, Jumat. Di acara penyerahan Piala Adipura Kencana 2014 kepada DPRD Surabaya di halaman Taman Surya, ia menyatakan tugas membina daerah lain itu akhirnya tertunda, karena tahun depan ada yang namanya Adipura Utama. "Kita masih harus berjuang lagi untuk mendapatkan piala yang utama itu. Kunci keberhasilan tahun ini adalah pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo yang maksimal," katanya. Ia mengatakan pengelolaan TPA tersebut menyumbang nilai terbanyak bagi Kota Surabaya dalam penilaian penghargaan Adipura Kencana 2014. "Ini merupakan Adipura Kencana ketiga yang beruntun diraih Kota Pahlawan," katanya dalam acara yang juga dihadiri Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana, Ketua DPRD Surabaya, Mochamad Machmud dan Wakil Ketua DPRD Surabaya, Armudji, serta jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Surabaya. Dalam acara yang juga dihadiri Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemkot Surabaya, fasilitator lingkungan, tokoh masyarakat dan para pelajar itu, ia menjelaskan TPA itulah yang membuat "grade" Surabaya jauh di atas daerah lain. "Kementerian Lingkungan Hidup juga telah menjadikan pengelolaan TPA di Surabaya sebagai percontohan di Indonesia," kata wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu. Menurut dia, penilaian untuk Adipura Kencana yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Dewan Pertimbangan Adipura sangat menyeluruh. Selain TPA, yang menjadi sorotan penilaian adalah lingkungan perumahan, kantor pemkot/kecamatan, puskesmas, sekolah, pasar, stasiun, dan juga taman-taman di Surabaya. "Jadi, semuanya dinilai, bukan hanya lingkungan yang di jalan-jalan saja," katanya. Wali kota mengatakan keberhasilan Surabaya meraih penghargaan paling bergengsi di bidang lingkungan ini merupakan hasil kerja kolektif antara Pemkot Surabaya, pekerja lapangan seperti pasukan kuning, pasukan hijau, satuan tugas pematusan, serta masyarakat. Selain itu, lanjut dia, sebenarnya yang paling penting bukanlah penghargaanya. "Penghargaan ini milik kita bersama, bukan hanya pemkot yang bekerja, tapi seluruh warga Surabaya. Yang penting, bagaimana warga Surabaya bisa jadi lebih sehat, sehingga warga Surabaya bisa nyaman tinggal di kotanya sendiri," katanya. Selain Adipura Kencana 2014, Kota Surabaya juga menyabet penghargaan Adiwiyata Mandiri 2014. Untuk tahun ini, hanya satu sekolah di Surabaya yang berhasil meraihnya, yakni SMK Katolik Mater Amabilis. Karenanya, wali kota berharap untuk tahun depan, ada lebih banyak lagi sekolah di Surabaya yang bisa meraih Adiwiyata Mandiri. "Sebenarnya di lapangan, sekolah kita tidak jelek. Kita malah lebih bagus dari daerah lain, tapi laporannya yang kurang bagus. Jadi harus belajar lagi, mungkin nanti bisa ke BLH (Badan Lingkungan Hidup) sebelum membuat laporan," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014