Surabaya (Antara Jatim) - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III (Persero) optimistis revitalisasi alur pelayaran Barat Surabaya (APBS) di perairan Tanjung Perak selesai pada tahun 2015 karena proyek pengerukan alur tersebut telah dimulai awal Mei 2014.
Direktur Utama Pelindo III, Djarwo Surjanto, di Surabaya, menyatakan, pada awal tahun mendatang diharapkan pengerjaan pengerukan APBS sudah selesai sehingga dapat dilalui kapal-kapal berukuran besar dengan muatan yang lebih banyak.
"Ketika proyek itu selesai maka pihak Van Oord Dredging and Marine Contractors BV selaku kontraktor asal Belanda yang kami tunjuk melalui serangkaian tahap pelelangan, tetap melakukan pemantauan dan perawatan alur selama dua tahun berikutnya," ujarnya, Sabtu.
Lalu, jelas dia, pengerjaan pengerukan APBS yang dimulai tahun ini merupakan proyek tahap pertama dari pengerukan APBS. Proyek tersebut meliputi pelebaran alur dari 100 meter menjadi 150 meter dan pendalaman alur hingga -13 meter "low water spring" (mLWS).
"Kami telah merencanakan pengerukan APNS sejak tahun 2000. Namun, baru terlaksana pada tahun 2014," katanya.
Dengan demikian, tambah dia, dapat diartikan bahwa pengerjaan pelebaran dan pendalaman APBS membutuhkan waktu hingga 14 tahun. Apabila pengerukan APBS telah terealisasi maka mampu membawa dampak yang signifikan bagi perekonomian Jatim.
"Kemudian, pekerjaan tersebut siap dilanjutkan hingga alur itu memiliki lebar 200 meter dan kedalaman hingga -16 mLWS," katanya.
Terkait besaran dana yang dikeluarkan untuk proyek APBS, sebut dia, mencapai sekitar 76 juta dolar AS. Dana tersebut berasal dari kas perusahaan dan pinjaman perbankan.
"Di sisi lain, mengenai kendala pengerjaan revitalisasi APBS yakni pipa gas eks Kodeco yang masih melintang. Oleh sebab itu, pengerjaan pengerukan akan dilakukan di luar perlintasan jalur pipa gas tersebut," katanya.
Ia melanjutkan, proyek pengerukan alur tersebut dilaksanakan di empat titik lokasi. Secara total, jarak pengerukan itu mencapai kurang lebih sekitar 19 Kilometer.
"Sementara, volume pasir dan lumpur di sana mencapai 10 juta meter kubik," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014