Surabaya (Antara Jatim) - Badan Koordinasi Pelayanan dan Penanaman Modal (BKPPM) Kota Surabaya memfasilitasi Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan memberikan akses kemitraan kepada pengusaha menengah dan besar. "Kami berharap dengan ini, UKM di Surabaya mampu menerobos pasar Internasional," kata Kepala Bidang Kerja Sama dan Promosi BKPPM Surabaya, Witarko Agung Samudra di acara temu usaha dalam rangka penandatanganan kesepakatan kemitraan antara UKM dan Pengusaha Tingkat Provinsi serta Nasional, di Surabaya, Rabu. Menurut dia, sejak tahun 2011, BKPPM Surabaya melaksanakan temu usaha UKM dan pengusaha. Kegiatan ini bertujuan supaya investor bisa mengetahui secara detail UKM yang ada di Surabaya. "Melalui kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan peran serta UKM di bidang penanaman modal dalam rangka pemerataan usaha dan kepemilikan akses produktif. Sehingga, tercipta UKM yang berkualitas, tangguh serta mandiri dalam segi SDM, produk, manajemen, dan teknologi," ujarnya. Sementara itu, Kepala BKPPM Surabaya, Eko Agus Supiadi Sapoetra mengatakan bahwa menjelang "Asean Economic Community" (AEC) dan "Asean Free Trade Area" (AFTA) 2015 Pemkot Surabaya akan mempersiapkan UKM untuk mampu bersaing. Ia mengatakan BKPPM sudah melakukan kemitraan dengan pemerintah daerah (pemda) di Indonesia sejak 2011 dan pada 2012 kemitraan dilakukan dengan menggandeng pengusaha besar di Surabaya. Baru pada tahun 2013, BKPPM mencoba jalin kemitraan usaha dengan pengusaha besar yang memiliki akses internasional. Hasilnya, dari empat UKM yang melakukan kemitraan hampir semuanya berhasil dan sekarang sudah menjadi usaha menengah. "Salah satu UKM kita yang memproduksi tas berbahan enceng gondok sudah berhasil ekspor ke Swedia. Dan sekarang sudah mulai kewalahan menerima pesanan. Hal itu menunjukkan kalau kualitas produksi UKM Surabaya tidak kalah dengan Negara lain," katanya. Bahkan pada 2014, lanjut dia, sekitar lima UKM dibantu untuk mendapatkan mitra usaha dengan pengusaha besar di Indonesia dan internasional melalui kemitraan yang dilakukan bersama Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Surabaya. Eko mengharapkan pihak HIPMI benar-benar serius memberikan pembinaan mulai dari pengembangan SDM, manajemen, dan teknologi pengembangan produknya. "Memang kita perlu akui UKMdi Surabaya rata-rata kalau sudah mendapatkan pesanan dalam jumlah besar biasanya kewalahan dan berakibat pada pengiriman produk. Makanya, melalui kemitraan ini bisa menutupi kekurangan yang dialami UKM," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014