Bojonegoro (Antara Jatim) - Kemenag Kabupaten Bojonegoro, Jatim, menunggu jadwal dari Imigrasi Surabaya yang akan mengerjakan pembuatan paspor 1.040 calon haji (calhaj) di daerah itu. "Kami masih menunggu jadwal pembuatan paspol calhaj dari Imigrasi Surabaya. Tapi berbagai persyaratan pembuatan calhaj sudah kami kirimkan kepada Kemenag Kanwil Provinsi Jatim," kata Kasi Penyelenggara Haji dan Umroh Kemenag Bojonegoro Wakhid Priyono, Sabtu. Pembuatan paspor calhaj, katanya, menyesuaikan dengan kesiapan Imigrasi Surabaya yang juga mengerjakan pembuatan paspor calhaj lainnya. "Tapi pembuatan paspor segera dilaksanakan, sebab segala persyaratan calhaj Bojonegoro yang kita kirimkan ke Kemenag Jatim sudah lengkap," katanya, menegaskan. Menurut dia, pembuatan paspol calhaj di daerah akan dilakukan di Bojonegoro, sebagai usaha menghemat biaya juga tenaga calhaj, sebab kalau pembuatan paspor dilakukan di Surabaya secara teknis akan menambah beban biaya dan tenaga calhaj. "Pembuatan paspor calhaj di tahun-tahun lalu juga sudah dilakukan di Bojonegoro bukan ke Surabaya," katanya, menegaskan. Ia menyebutkan kuota 1.040 calhaj tersebut, di antaranya 214 calhaj yang batal berangkat musim haji tahun lalu yang disebabkan Pemerintah Arab Saudi memangkas kuota calhaj Indonesia sekitar 20 persen. Meski demikian, jelasnya, kuota calhaj di daerahnya tahun ini, meningkat dibandingkan dengan kuota tahun lalu yang hanya 849 calhaj. "Kuota Jatim tahun ini 33.845 calhaj. Tapi Pemerintah Arab Saudi masih memangkas kuota haji Indonesia, sebab kalau normal kuota haji di Bojonegoro seharusnya sekitar 1.600 calhaj," jelasnya. Ditanya mengenai biaya perjalanan ibadah haji (BPIH), Wahkhid menjelaskan sesuai informasi yang diterima besarnya BPIH musim haji tahun ini Rp43 juta lebih besar dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp36 juta. Meski BPIH lebih besar dibandingkan tahun lalu, katanya, bukan berarti BPIH naik, sebab yang menjadikan BPIH lebih besar disebabkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang menurun. "BPIH sebenarnya tidak ada kenaikan, misalnya biaya pemondokan tidak ada perubahan. Ya karena nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang menurun, maka BPIH yang harus ditanggung calhaj meningkat dibandingkan tahun lalu," tandasnya. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014