Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Pertanian (Disperta) Bojonegoro, Jatim, optimistis target luas tanaman padi yang ditetapkan 150.027 hektare bisa tercapai dengan memperhitungkan tanaman padi terpanen sudah mencapai 123.156 hektare per Agustus. "Kami optimistis target luas tanaman padi tertanam tahun ini bisa tercapai, sebab masih ada tanaman padi kemarau yang belum panen," kata Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Akhmad Djupari, Selasa. Ia menjelaskan tanaman padi kemarau yang belum panen yaitu di sepanjang irigasi Waduk Pacal yang luasnya mencapai 10 ribu hektare lebih. Sebab, di sepanjang irigasi Waduk Pacal dengan luas sawah baku 16.633 hektare hampir semua petani menanam padi kembali. "Petani di sepanjang irigasi Waduk Pacal bisa menanam padi kembali karena terjadi anomali cuaca, sehingga masih bisa memperoleh air," kata Sekretaris Dinas Pertanian setempat Rohmat Harianto. Di lain pihak, lanjut Djupari, masih ada tanaman padi di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo yang merupakan tanaman padi kemarau dengan sistem pompanisasi yang luasnya mencapai 15 ribu hektare. "Target areal tanaman padi tertanam tahun ini tidak hanya tercapai, bahkan kemungkinan terlampaui," tegasnya. Mengenai target produksi, ia menjelaskan areal terpanen tanaman padi seluas 123.156 hektare mampu menghasilkan 689.764,68 ton gabah kering giling (GKG). Produksi itu, masih belum mencapai target produksi tanaman padi dengan luas 150.027 hektare yang diproyeksikan 725.607 ton GKG. Namun, lanjutnya, target produksi tanaman padi akan tercapai dengan adanya panen tanaman padi di sepanjang daerah irigasi Waduk Pacal dan sepanjang DAS Bengawan Solo kemarau ini. Meski demikian, ia mengakui kemungkinan hambatan tanaman padi kemarau terutama di sepanjang irigasi Waduk Pacal tetap ada yaitu mengalami kekeringan. "Tapi sampai saat ini belum ada laporan ada tanaman padi yang mengalami kekeringan," ujarnya. Ditanya hambatan lainnya, lebih lanjut ia menjelaskan tanaman padi yang tertanam, di antaranya ada yang terkena serangan hama wereng coklat seluas 687 hektare, tikus 413 hektare, dan penggerek batang 772 hektare. "Serangan berbagai macam hama hanya menurunkan produksi tidak sampai gagal panen. Sebab, para petani mampu mengatasi berkembangnya serangan hama," tandasnya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013