Bojonegoro (Antara Jatim) - Harga beras Jawa di Pasar Besar dan Pasar Banjarjo, Kabupaten Bojonegoro, tetap stabil Rp22 ribu/kilogram dibandingkan dengan harga sebulan lalu karena pembelinya terbatas. Seorang pedagang beras di Pasar Besar Kota Bojonegoro Ny Riky, Sabtu mengatakan harga jual beras di Jawa cenderung stabil karena pembelinya hanya kalangan tertentu terutama dari rumah tangga bukan pedagang makanan baik warung maupun restoran. "Bisa saja dalam sebulan beras tidak laku sama sekali karena tidak ada pembeli. Tapi, bisa juga langsung laku 1 kuintal karena ada pembeli yang tetarik memborong dijadikan stok," katanya. Hal senada disampaikan seorang pedagang beras di Pasar Banjarjo, di Desa Banjarjo, Kecamatan Kota, Bojonegoro Ny. Indahwati. "Pembelinya rumah tangga kalangan menengah karena harganya yang jauh di atas harga beras beras panenan jenis biasa," ujar Ny. Indahwati. Baik Ny. Riky dan Ny. Indahwati mengaku beras jenis Jawa yang dijual di tokonya itu merupakan produk Desa Soko, Kecamatan Soko, Tuban. "Di Desa Soko, Kecamatan Soko, Tuban hanya ada tiga petani yang masih bertahan menanam padi Jawa," jelas Indahwati. Menurut Ny. Riky petani yang menanam padi jenis Jawa di Desa Soko, Kecamatan Soko, Tuban itu tidak langsung memproses tanaman padinya menjadi beras setiap kali panen. Tapi, katanya, gabah beras Jawa dipanen dengan "ani-ani" diikat dan di tempatkan di lokasi tertentu dengan posisi menggantung. "Kalau kami kehabisan beras Jawa baru gabah yang disimpan tadi diproses menjadi beras," Riky dan Indahwati. Menurut Ny. Riky, pembeli yang masih bertahan mengkonsumsi beras Jawa karena mempertimbangkan rasanya yang gurih dan baunya yang harum dibandingkan dengan beras jenis lainnya yang juga panenan baru. "Saya sudah lama tidak menjual beras jawa, sebab sulit bisa memperoleh beras Jawa," kata seorang pedagang beras di Pasar Banjarjo, Kecamatan Kota Bojonegoro Sakip. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013