Bojonegoro (AntaraJatim) - PMI Cabang Bojonegoro, Jatim, merintis berdirinya Perhimpunan Pendonor Darah Indonesia (PPDI) di daerah setempat sebagai usaha mengatasi kekurangan darah yang kebutuhannya mencapai 1.000 kantong darah/bulan. Sekretaris PMI Cabang Bojonegoro Sukoha Widodo, Senin, mengatakan pendirian PPDI mendapatkan tanggapan positif sejumlah tokoh masyarakat yang bersedia menjadi pengurus. "Sudah ada 15 personel yang bersedia bergabung dalam PPDI," katanya. Ia mengaku sudah melakukan pertemuan beberapa kali dengan sejumlah tokoh masyarakat yang bersedia bergabung dengan PPDI untuk membahas teknis pelaksanaan dalam menarik masyarakat agar bersedia menjadi anggota. "Kami jadwalkan Mei ini pengurus PPDI sudah dilantik," ucapnya. Menurut dia, PPDI memiliki kewenangan mengusulkan anggotanya bisa memperoleh pelayanan darah secara gratis kepada PMI kalau sewaktu-waktu membutuhkan darah karena sakit. "Prinsipnya anggota PPDI akan mendapatkan perhatian, bahkan tingkat kesejahteraannya," ujarnya. Jumlah perolehan darah dari 584 orang pendonor tetap, juga dari anggota sejumlah lembaga yang sudah menjalin nota kesepahaman, antara lain Kepolisian Resor dan perusahaan minyak, namun kebutuhan yang terpenuhi hanya berkisar 600 kantong darah/bulan. Padahal, katanya, tingkat kebutuhan darah dari sejumlah rumah sakit mulai RSUD Sosodoro Djatikoesoemo, RS Aisyiyah juga yang lainnya cenderung meningkat mencapai 1.000 kantong/bulan, bahkan bisa mencapai 1.200 kantong/bulan. Ia mencontohkan permintaan darah RSUD Sosodoro Djatikoesoemo untuk kebutuhan cuci darah saja rata-rata 20 kantong darah/hari. "RS swasta lainnya permintaan darahnya juga meningkat yang kemungkinan jumlah pasiennya juga semakin bertambah," katanya. Oleh karena itu, katanya, keberadaan PPDI akan sangat membantu untuk menghimpun darah dari para pendonor yang menjadi anggota PPDI, agar kekurangan darah yang selalu terjadi bisa teratasi. "Kalau terjadi kekurangan darah kami biasanya meminta bantuan PMI Surabaya, Madiun atau kota lainnya yang memiliki stok darah," jelasnya. Berdasarkan ketentuan WHO, idealnya stok darah di suatu daerah berkisar 2,5 persen dari jumlah penduduk. Dengan jumlah penduduk Bojonegoro, sekitar 1,3 juta jiwa, stok darah yang harus dimiliki berkisar 25 ribu kantong/tahun. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013