Pacitan (Antara Jatim) - PT Pertamina akhirnya menolak permohonan penambahan kuota bahan bakar minyak (BBM) jenis solar untuk Kabupaten Pacitan, sebagaimana pernah diajukan secara resmi oleh pemerintah daerah setempat. "Sudah ada jawaban dari Pertamina, tetapi memang itu (penambahan kuota BBM solar) sulit dipenuhi karena ada pengurangan distribusi secara nasional," kata Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan perdagangan (Diskoperindag) Pacitan, Hery Purwanto, Jumat. Dalam surat jawaban yang dilayangkan pihak Pertamina, dijelaskan bahwa jatah distribusi solar untuk semua SPBU saat ini dikurangi sekitar 50 persen. Jika satu SPBU biasanya mendapat pasokan 16 ribu liter untuk sekali pengiriman, kini hanya diberi jatah sekitar 8 ribu liter. Pengurangan kuota juga diberlakukan bagi SPBU yang biasanya mengambil dengan volume lebih besar, 24 ribu liter ataupun 32 ribu liter. "Semua dikurangi 50-an persen. Pengurangan bisa langsung saat pengiriman atau dengan memperpanjang durasi distribusi, misal jika biasanya SPBU mendapat pasokan 8 ribu liter setiap hari, kini dijadwal untuk memenuhi kebutuhan solar selama dua hari," terangnya. Hery menyadari jika keadaan semacam itu terus terjadi akan mengundang kerawanan sosial maupun keamanan. Karena itu pihaknya mengimbau pada para pemilik SPBU untuk rajin menebus DO (delivery order) setiap hari, sehingga jumlah stok dapat kembali normal. "Kami melakukan pendekatan pada pengelola SPBU untuk rutin menebus DO," ucapnya. Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Pacitan melayangkan surat pemberitahuan kepada Pemerintah Provinsi Jatim dan PT Pertamina. Intinya, mereka mengeluhkan langkanya bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dalam beberapa waktu terakhir. "Kami ingin agar stok solar selalu ada karena sudah menjadi kebutuhan," kata Bupati Indartato, Selasa (16/4). Indartato beralasan, ketika solar sulit diperoleh maka dampaknya akan luas. Sebagaimana daerah-daerah lain, kelangkaan solar di Kabupaten Pacitan membuat masyarakat, khususnya nelayan semakin resah. Antrean pembelian solar menggunakan jerigen maupun dengan kendaraan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tamperan bahkan semakin panjang. Ketua Koperasi Nelayan Mina Pacitan, Hariyadi mengatakan sebelumnya pihaknya telah mencoba mengajukan penambahan kuota ke PT Pertamina bulan Maret lalu. Setiap bulan jumlah kuota SPBN mencapai 144 kilo liter dan terus bertambah sampai Juni nanti. Pertimbangannya, karena pada bulan April-Juni banyak kapal berukuran besar datang dan berlabuh di PPP Tamperan untuk menangkap ikan. "Setiap tiga bulan Pertamina memang menginginkan ada usulan," kata Hariyadi. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013