Tuban - "Joint Operating Body" Pertamina-Petrochina East Java (PPEJ) belum berencana meningkatkan daya tampung "Central Processing Area" (CPA) lapangan mudi yang saat ini mencapai 80 ribu barel karena masih mampu mengolah minyak yang masuk.
"Produksi minyak dari berbagai lapangan yang diolah di 'CPA' jumlahnya masih jauh dibawah daya tampung," kata "Production Superintendent" Joint Operating Body (JOB) Pertamina-Petrochina East Java (PPEJ), Ties Sutisna di Tuban, Jatim, Sabtu.
Meski demikian, lanjutnya, tidak tertutup kemungkinan daya tampung "CPA" ditingkatkan kalau memang produksi minyak lapangan Sukowati dan Blok Cepu, terus bertambah dibandingkan saat ini, sehingga bisa melebihi daya tampung CPA.
Ia menyebutkan, di CPA setempat memiliki lokasi penampungan dua unit masing-masing kapasitasnya 30 ribu barel dan dua unit masing-masing 10 ribu barel.
Sementara ini, lanjut dia, CPA itu mengolah produksi minyak lapangan Sukowati dan sumur minyak lapangan Mudi di Tuban yang rata-rata produksinya 34 ribu barel per hari.
Selain itu, tambahnya, juga mengolah produksi minyak lapangan Banyuurip Blok Cepu di Desa Mojodelik, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro yang produksinya sekitar 22 ribu barel per hari.
"Produksi minyak Lapindo juga masuk kesini untuk diolah," tuturnya, dalam peninjauan lapangan bersama wartawan dari berbagai daerah di Jatim.
Lebih lanjut ia menjelaskan, prinsip pengolahan minyak produksi dari berbagai lapangan di CPA yakni untuk memisahkan minyak, air dan gas.
"Minyaknya disalurkan melalui pipa menuju laut lepas sejauh 47 kilometer di Tuban yang selanjutnya diambil dengan kapal tangker," jelas dia.
Mengenai air yang dipisahkan, menurut dia bisa diperoleh sekitar 28 ribu barel per harinya, yang kemudian dimasukkan kembali ke dalam tanah.
"Air yang dimasukkan ke dalam tanah sifatnya untuk menjaga keseimbangan lingkungan," tandasnya.
Di dalam mengolah minyak itu, jelasnya, ada gas bawaan yang berhasil diperoleh sebesar 39 miliar kaki kubik, dengan rincian 15 miliar kaki kubik diolah PT Gasuma yang lokasinya di dekat lapangan Mudi.
Rencananya, lanjut dia, sebesar 10 miliar kaki kubik diolah PT Bangkit Bangun Sarana (BBS) BUMD Pemkab Bojonegoro.
"Sisanya kami olah sendiri sebagai pembangkit listrik.," ucapnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013