Bojonegoro - Tanggul Kali Sugihan Bojonegoro yang jebol sepanjang 200 meter lebih akibat diterjang banjir bandang pada Selasa (4/12) hingga kini belum diperbaiki karena warga sekitar seperti warga Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, masih membersihkan dan memperbaiki rumahnya yang terkena banjir. Kepala Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Bojonegoro Didik Saputro, Kamis, mengatakan warga di desanya masih belum bisa mengerjakan perbaikan tanggul Kali Sugihan yang jebol di sejumlah titik karena masih membersihkan dan memperbaiki rumahnya yang rusak setelah terjadi banjir bandang. "Warga masih membersihkan dan memperbaiki rumahnya masing-masing, sebab lumpur yang masuk rumah cukup tebal, " katanya. Namun, lanjutnya, pemkab sudah memberikan bantuan 1.500 karung plastik yang akan dimanfaatkan untuk memperbaiki sementara tanggul jebol dengan cara diisi pasir atau tanah. "Jebolnya tanggul di sejumlah titik itu yang menyebabkan air banjir menyerbu pemukiman warga," katanya menjelaskan. Banjir bandang di desanya itu, katanya,mengakibatkan rumah milik Sukiman roboh dan 210 rumah warga rusak sedang dan ringan, di antaranya dinding rumah jebol juga kerusakan yang lainnya. "Sukiman dengan keluarganya ditampung di rumah familinya," ucapnya. Ia menjelaskan banjir bandang yang melanda desanya itu, biasa terjadi pada musim hujan, tidak hanya sekali, tapi bisa hingga sebanyak sembilan kali, seperti musim hujan tahun lalu. Ketinggian air yang menerjang di desa setempat rata-rata berkisar 0,50-1 meter. "Setiap di wilayah selatan desa kami hujan dengan intensitas tinggi selalu terjadi banjir bandang," tandasnya. Masalahnya, lanjut dia, kawasan hutan di wilayah selatan desanya sudah gundul, sementara Kali Sugihan yang melintas di desa setempat sudah dangkal. "Pemecahannya Kali Sugihan dikeruk, selain dibangun tanggul permanen, dan jalan raya di desa kami ditinggikan agar tidak selalu terganggu banjir," paparnya. Mengenai keberadaan peringatan dini banjir yang terpasang di Kali Sugihan, menurut dia, masih berfungsi, namun ketika terjadi banjir deras lalu, lampu merah menyala, namun warga tidak mendengar suara sirene karena kalah dengan suara hujan. Secara terpisah Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Kasiyanto menyatakan pemkab berencana meninggikan jalan di desa setempat yang biasa diterjang banjir bandang sepanjang satu kilometer, pada 2013. "Mengenai normalisasi Kali Sugihan bukan kewenangan kami, tapi Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012