Surabaya (ANTARA) - Ketua Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya Yona Bagus Widyatmoko menyebut generasi Z kini punya peran besar sebagai agen perubahan untuk menjawab tantangan era disrupsi.
Ia menilai semangat Sumpah Pemuda harus diartikan ulang sesuai konteks zaman digital yang serba cepat. Dia menyebut generasi Z kini punya peran besar sebagai agen perubahan untuk menjawab tantangan era disrupsi.
“Jamane sudah berbeda. Sekarang tantangannya bukan perang fisik, tapi perang pikiran dan inovasi. Gen Z harus berani tampil, berfikir kreatif dan membawa solusi untuk Surabaya," kata politisi yang akrab disapa Cak Yebe saat memberikan tanggapan terkait makna Sumpah Pemuda, di Kota Surabaya, Selasa.
Dia menilai, Sumpah Pemuda bukan hanya soal sejarah, tapi tentang keberanian anak muda menghadapi perubahan zaman tanpa kehilangan jati diri bangsa.
Menurut dia, semangat satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa harus diterjemahkan dalam konteks kekinian, terutama di dunia digital dan sosial media.
“Sumpah Pemuda sekarang harus dimaknai lebih modern. Anak muda harus tetap satu meski pikirannya berbeda-beda. Tetap gotong royong untuk kemajuan Indonesia,” ujarnya.
Cak Yebe mengatakan, generasi muda Surabaya punya potensi besar untuk menjadi pionir dalam inovasi, pelayanan publik, hingga wirausaha sosial. Dia percaya, dengan dukungan teknologi dan semangat kebersamaan, anak muda bisa membawa Surabaya menjadi kota yang makin adaptif dan manusiawi.
“Arek-arek Suroboyo itu sudah terkenal berani. Tinggal bagaimana caranya semangat itu disalurkan ke hal-hal positif," kata Cak Yebe.
Menurut dia, tantangan disrupsi bukan alasan untuk pesimis, tapi peluang untuk tumbuh dan belajar lebih cepat. Oleh karena itu, Cak Yebe mengajak pemuda agar tidak takut gagal dalam mencoba hal baru dan terus berinovasi untuk kemajuan bangsa.
“Anak muda harus berani gagal dan yang penting tidak berhenti. Karena Sumpah Pemuda dulu juga lahir dari semangat mencoba berani berbeda," katanya.
