Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyerahkan penghargaan dan lencana kepada 604 pendonor darah sukarela yang telah mendonorkan darah sebanyak 75 kali di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa.
Didampingi Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Timur Imam Utomo dan Ketua Dewan Kehormatan PMI Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Gubernur Khofifah menyerahkan penghargaan serta menyematkan lencana pada sepuluh perwakilan pendonor sebagai simbolis.
Secara khusus, Gubernur Khofifah mengajak pelajar SMA/SMK dan MA untuk aktif mendonorkan darah melalui Palang Merah Remaja (PMR) sebagai upaya meningkatkan sekaligus membangkitkan rasa kemanusiaan dan kesetiakawanan sebagai pendonor.
"Insyaallah setelah ini kita akan melakukan pemetaan bagaimana memaksimalkan SMA/SMK dan Aliyah untuk Palang Merah Remaja supaya target 4 persen terpenuhi," ujarnya.
Saat ini, PMI Provinsi Jawa Timur memiliki program untuk menambah Unit Donor Darah (UDD) berstandar melalui Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) oleh PMI untuk memastikan mutu dan keamanan layanan transfusi darah.
Jawa Timur memiliki dukungan 42 Unit Pengelola Darah (UPD), yang terdiri atas 37 UPD PMI dan 5 UPD rumah sakit, yang tersebar di 37 kabupaten/kota di Jawa Timur.
“Ini akan menjaga kekuatan penting dalam menjaga ketersediaan darah di seluruh wilayah," kata Khofifah.
Khofifah berharap pendonor darah sukarela dapat menjadi pemacu semangat untuk berkorban terhadap sesama yang membutuhkan, memberikan setetes darah untuk menyelamatkan sesama serta menjadi pejuang kesehatan yang mampu berkontribusi untuk program kesehatan Provinsi Jawa Timur.
"Saya berharap kegiatan ini bisa menginspirasi masyarakat luas untuk turut serta dalam gerakan kemanusiaan ini. Mari kita jadikan semangat Setetes Darah, Sejuta Harapan," ungkap Khofifah.
Sementara itu, Ketua PMI Jawa Timur Imam Utomo mengatakan donor darah sukarela harus bertambah mengingat saat ini jumlahnya 1.035 ribu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan 700 pack darah dalam satu tahun.
“PMI terus mensosialisasikan kepada mereka yang tingkat SMA/SMK untuk menambah jumlah donor darah sukarela," ujarnya.
Perdana Seryawan (32), pendonor darah sukarela termuda dari Unit Donor Darah Tulungagung, mengungkapkan bahwa ia pertama kali mendonorkan darah pada tahun 2010 di SMA Kedungwaru Tulungagung.
"Dipaksa sama guru-guru dan teman, namun berlanjut sampai hari ini karena setetes darah sangat bermanfaat bagi orang-orang yang membutuhkan," ungkapnya.
Ia juga berterima kasih kepada Gubernur Khofifah yang menyematkan penghargaan dan mendorong generasi muda untuk mendonorkan darah.
"Terima kasih penghargaan yang diberikan serta memberi motivasi kami, khususnya generasi Z, agar berperan aktif membangun negeri ini melalui aksi donor darah," tuturnya.
