Kediri (ANTARA) - Kepolisian Resor Blitar, Jawa Timur, mengedukasi pengendara ojek daring serta Komunitas Supeltas (Sukarelawan pengatur lalu lintas) Blitar tentang penanggulangan penderita gawat darurat.
Kapolres Blitar AKBP Arif Fazlurrahman mengemukakan pelatihan bertujuan meningkatkan kemampuan pertolongan pertama pada kecelakaan lalu lintas hingga penanganan korban di lapangan.
"Pelatihan ini membekali kita semua agar bisa memberikan tindakan cepat dan tepat," katanya di Blitar, Rabu.
Ia menambahkan kehadiran Polri bersama mitra dan masyarakat di lokasi kejadian sangat krusial sebelum korban mendapatkan penanganan medis lanjutan.
Menurut dia, adanya kerja sama lintas sektoral sangat penting, baik dari personel Polri, Jasa Raharja, tenaga medis hingga masyarakat umum.
“Kerja sama lintas instansi ini sangat penting. Personel Polri, Jasa Raharja, tenaga medis, dan masyarakat seperti pengemudi ojek daring dan komunitas supeltas adalah pihak yang sering bersinggungan langsung dengan kondisi darurat di jalan raya," lata dia.
Kegiatan tersebut tidak hanya diikuti oleh anggota Polres Blitar, tetapi juga melibatkan tenaga medis dari RSUD Ngudi Waluyo, perwakilan Jasa Raharja, pengendara ojek daring dan Komunitas Supeltas Blitar.
Ada puluhan anggota Polres Blitar dari berbagai fungsi, mitra Jasa Raharja, ojek daring dan komunitas supeltas serta tenaga medis RSUD Ngudi Waluyo Kabupaten Blitar, sebagai pendamping utama.
Pihaknya mengungkapkan kehadiran unsur masyarakat dalam pelatihan ini diharapkan dapat memperluas jaringan penolong pertama di lapangan.
“Harapan kami, setelah pelatihan ini semua peserta bisa menjadi garda terdepan dalam memberikan pertolongan awal, sehingga korban kecelakaan dapat segera diselamatkan sebelum dibawa ke rumah sakit,” kata Kapolres.
Pelatihan Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) yang digelar di Mapolres Blitar tersebut dilaksanakan dengan kombinasi teori, praktik lapangan, dan simulasi penanganan korban.
Dalam kegiatan ini, instruktur dari RSUD Ngudi Waluyo Kabupaten Blitar, memberikan materi langsung tentang penanganan darurat, mulai dari menghentikan pendarahan, membuka jalan napas, resusitasi jantung paru (RJP), hingga teknik evakuasi korban.
Peserta juga mendapat sesi praktik dan simulasi agar lebih siap menghadapi situasi nyata.
Para peserta juga sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Selain mendapatkan teori, mereka senang karena ada kegiatan yang sifatnya praktik secara langsung, sehingga ilmu yang didapatkan lebih bisa dipahami.
